Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terkait Serangan Minyak, Arab Saudi Siap Kerahkan Militer ke Iran

        Terkait Serangan Minyak, Arab Saudi Siap Kerahkan Militer ke Iran Kredit Foto: (Foto/Reuters)
        Warta Ekonomi, Riyadh -

        Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, menuturkan adanya kemungkinan, termasuk opsi militer, dimungkinkan usai terjadi serangan terhadap dua fasilitas minyak yang mereka anggap dilakukan Iran. Walaupun Arab Saudi ingin menghindari perang, Iran akan diminta pertanggungjawaban terkait serangan tanggal 14 September, kata al-Jubeir seperti diwartakan BBC, Jumat (27/9/2019).

        AS yang juga didukung Inggris, Prancis dan Jerman, telah mengatakan Iran berada di balik sejumlah serangan tersebut.

        Iran sudah menyangkal pihaknya terlibat.

        Berkomentar kepada BBC, Lyse Doucet, dalam Majelis Umum PBB, New York, Jubeir mengatakan: "Semua pihak berusaha menghindari perang dan semuanya mencoba menghindari eskalasi. Karena itulah kami akan mengkaji semua kemungkinan yang tersedia. Kami akan mengambil keputusan pada waktu yang tepat."

        Baca Juga: Terkait Serangan Minyak Arab Saudi, Presiden Turki Tunjukkan Sikap Berbeda

        Dia juga menambahkan: "Memenuhi keinginan Iran tidak efektif di masa lalu, tindakan itu tidak ada gunanya di masa depan."

        AS diketahui telah memberlakukan sanksi ekonomi kepada Iran pada November tahun lalu dan pada Mei Amerika menyatakan akan secara sepihak memaksa semua negara untuk berhenti membeli minyak Iran.

        Hari Rabu (25/09), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Majelis Umum PBB mengatakan negara menginginkan "resolusi damai dengan Republik Islam Iran".

        "Pada akhirnya, adalah pihak Iran yang akan memutuskan, apakah memilih kekerasan dan kebencian," terangnya.

        Presiden Prancis Emmanuel Macron sudah berupaya mengatur pertemuan bersejarah antara Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden AS Donald Trump.?

        Baca Juga: AS Kirim Pasukan Militer Tambahan ke Arab Saudi, Rusia Mengecam

        Namun demikian, Rouhani menyebut kepada para delegasi di PBB bahwa dirinya menolak bertemu Trump selama sanksi ekonomi yang menghukum negaranya masih berlaku.

        Dia meragukan maksud AS, terkait dengan pernyataan Pompeo tahun lalu bahwa AS telah menerapkan sanksi terberat dalam sejarah terhadap Iran.

        "Bagaimana seseorang mempercayainya ketika pembunuhan diam-diam terhadap sebuah negara besar dan tekanan terhadap kehidupan 83 juta warga Iran, terutama perempuan dan anak-anak, disambut dengan baik oleh para pejabat pemerintah Amerika?" terangnya.

        "Bangsa Iran tidak akan pernah, melupakan dan memaafkan kejahatan dan para penjahat ini."

        Ia juga telah menolak berfoto dengan Trump, yang telah mengatur beberapa kesempatan berfoto dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un - termasuk foto bersalaman secara spontan di Zona Demiliterisasi (DMZ) Semenanjung Korea.

        "Foto kenangan diambil pada tahapan akhir perundungan, bukannya pada permulaan," kata Rouhani.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: