Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jutaan Akun YouTuber Ngetop Terancam Diretas Hacker, Akun Atta Halilintar...

        Jutaan Akun YouTuber Ngetop Terancam Diretas Hacker, Akun Atta Halilintar... Kredit Foto: Antara/Dado Ruvic
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Serangan siber masih untuk meretas akun YouTuber ngetop belakangan ini marak terjadi. Beberapa akun tenar yang terkena serangan ini, di antaranya Built, MaxtChekVids, PURE Function, dan Musafir. Mereka merupakan YouTuber kanal otomotif.

        Melansir dari Forbes (27/9/2019), bukan hanya YouTuber otomotif, tak sedikit pula YouTuber dari kanal lain juga menjadi incaran. Untuk itu, bagi semua orang yang menciptakan konten di YouTube, yakni 23 juta channel kurang lebih harus waspada terhadap kejadian ini.

        Imbauan ini juga berlaku bagi YouTuber dalam negeri, seperti Atta Halilintar, Ria Ricis, dan lain sebagainya.

        Sebenarnya, pola serangan memang tidak terlalu canggih. Mulanya, ada email yang diterima para YouTuber (yang diincar). Email tersebut seakan mengelabui mereka dengan tampilan login Google palsu yang kemudian digunakan untuk mengakses YouTube. Cukup banyak YouTuber yang terkelabui, sehingga hacker dengan mudah meretasnya.

        Baca Juga: Media Inggris Ini Rilis 10 Deretan Youtuber Terkaya di Dunia, Atta Halilintar Masuk Nomor 8

        Baca Juga: Begini Loh Resep Rahasia Youtubers Raup Cuan, Mau?

        Selanjutnya, para hacker mengubah URL. Maka, pemilik sebenarnya dari channel YouTube dan para subscriber berpikir akun mereka telah dihapus. Bahayanya lagi, hacker juga mampu menerobos akun yang sudah dilindungi sistem two factor authentication.

        Lantas, YouTuber harus waspada apabila mendapat link yang mencurigakan. James Houghton selaku CEO perusahaan siber Phising Tackle mengimbau agar YouTuber tidak mengklik atau mengisinya.

        "Serangan ini bergantung pada individu untuk mengklik sebelum mengecek. Masalahnya adalah kurangnya pengetahuan soal email yang palsu dan juga pengetahuan apa saja yang seharusnya ada di email resmi," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: