Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Putuskan Mata Rantai Tengkulak, BI Sumut Bantu Petani Lewat Ini..

        Putuskan Mata Rantai Tengkulak, BI Sumut Bantu Petani Lewat Ini.. Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
        Warta Ekonomi, Medan -

        Mini lab MA 11 Kelompok Tani (Poktan) sudah dibina oleh BI sejak 2017, dan sudah memiliki Sub Terminal Agribisnis (STA) yang digunakan untuk menampung hasil panen petani dan memutus mata rantai tengkulak. Dengan harapan, Poktan Juli Tani bisa menjadi percontohan klaster cabai merah dan padi di Deliserdang untuk wilayah Sumut.

        Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan nanti semua klaster bisa belajar dilab MA 11 ini, bahkan beberapa TPID sudah belajar dan sudah dijadikan tempat praktek kerja lapangan (PKL) oleh sejumlah mahasiswa.? "Keseluruhan lahan Poktan Juli Tani ada sekitar 48 hektar, di mini lab ini terdapat dua kuintal MA 11 yang dapat digunakan untuk 200 hektar. Jadi, sisanya bisa dijual petani untuk menambah pendapatan," katanya, Senin (30/9/2019).

        Baca Juga: BI dan BNM Perkuat Kerja Sama Keuangan dan Sistem Pembayaran

        Dikatakannya, bahwa mini lab MA 11 Kelompok Tani (Poktan) didirikan selain untuk menampung hasil panen juga berguna meningkatkan produksi pertanian dan pengembangan pertanian organik.? "Mini lab itu menggunakan microbactery alfaafa (MA 11) yakni decomposer inovatif yang dapat memfermentasi bahan kompos padat, hanya dalam waktu 1x24 jam," katanya.

        Dikatakannya, Mini Lab ini bekerjasama dengan Pemprovsu dan Pemkab Deliserdang, dimana ini merupakan mikroba pengurai yang dapat mempercepat proses pembuatan kompos dan pakan ternak yang dapat digunakan untuk produk perkebunan, pertanian dan perikanan bahkan pertanian organik.

        Ketua Poktan Juli Tani, Yareli menuturkan, dengan adanya mini lab MA 11 itu, diharapkan tanaman pertanian menjadi semakin sehat karena memang Poktan Juli Tani sudah menerapkan pertanian organik.

        "Jadi, dengan mini lab ini penggunaan pupuk kompos dan treatment terhadap lahan menjadi lebih maksimal. Untuk keseluruhan lahan ada 48 hektar yang terdiri dari 32 hektar cabai merah dan 16 hektar padi. Dari 32 hektar, baru lima hektar yang sudah ditanami secara organik," katanya.

        Dalam kesempatan itu, juga dilakukan panen cabai merah yang dihadiri oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Wakil Bupati Deliserdang, Ali Yusuf Siregar, Kepala Bulog Divre I Sumut, Basirun dan sejumlah tamu undangan lainnya.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Khairunnisak Lubis
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: