Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Besok Mulai Mengajar, Guru di Wamena Masih Trauma

        Besok Mulai Mengajar, Guru di Wamena Masih Trauma Kredit Foto: Antara/Indrayadi TH
        Warta Ekonomi, Wamena -

        Damaris salah seorang guru sekolah dasar di Wamena Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua mengatakan ingin kembali mengajar setelah peristiwa kerusuhan. Namun, mereka juga membutuhkan pemulihan trauma.

        Direncanakan aktivitas belajar mengajar di Wamena akan kembali dimulai pada Senin (7/10/2019) usai peristiwa kerusuhan pada 23 September lalu. "Karena tugas, tanggung jawab. Sebenarnya belum siap mengajar karena masih trauma," kata Damaris yang mengungsi di Kodim 1702/Jayawijaya, Minggu (6/10/2019).

        Damaris mengatakan, meski kondisi masih mengalami trauma, namun jika sudah diminta untuk kembali beraktivitas mengajar tentunya akan dilakukan agar pendidikan anak-anak tidak terhambat.

        Baca Juga: Hati-Hati, Pelaku Penyebab Kerusuhan Wamena Masih Berkeliaran!

        "Kita buka sekolah tunggu anak-anak," kata perempuan asal Toraja yang sudah mengajar sejak 2005 itu.

        Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan, sekolah akan kembali dimulai pada Senin (7/10/2019). Nantinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kemensos akan mendukung kembali aktivitas pendidikan di daerah itu.

        Koordinator Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kemensos Milly Mildawati mengatakan sangat wajar warga ketakutan karena baru mengalami kejadian traumatis. "Kami akan bertemu dan mengumpulkan guru-guru, karena bagaimana pun, jika mereka akan kembali mengajar anak-anak tentunya trauma mereka dulu yang harus dipulihkan," kata Milly.

        Baca Juga: Mulai Kondusif, Jumlah Pengungsi Wamena Turun Signifikan

        Kemensos memberikan Layanan Dukungan Psikososial kepada anak-anak dan orang dewasa yang terdampak kerusuhan Wamena. Kegiatan yang diberikan antara lain bermain, bernyanyi, menari dan lainnya untuk anak sementara untuk orang dewasa berupa kegiatan percakapan sosial yang bertujuan memberikan ruang komunikasi, mendengarkan keluhan dan harapan mereka.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: