Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Unjuk Rasa Tak Kunjung Usai, Warga Hong Kong Tarik Semua Uang di ATM

        Unjuk Rasa Tak Kunjung Usai, Warga Hong Kong Tarik Semua Uang di ATM Kredit Foto: Foto/Istimewa
        Warta Ekonomi, Hong Kong -

        Warga yang berada di Hong Kong memborong hampir semua barang yang ada di supermarket. Selain berbelanja, para masyarakat juga menarik uang mereka dari ATM di saat sistem kereta bawah tanah dan pusat-pusat perbelanjaan tutup setelah kekacauan yang melanda kota berstatus khusus itu.

        Walau beberapa orang yang datang lebih awal untuk berbelanja harus mengantre selama hampir 45 menit, mereka yang datang belakangan hanya mendapatkan rak-rak pajang yang kosong, kehabisan barang. Saat pagi hari tadi, media sosial dipenuhi dengan beberapa foto supermarket dan toko kelontong yang tampaknya hampir tidak memiliki stok.

        "Staf mengatakan bahwa mereka buka setengah hari pada hari Sabtu dan tidak punya waktu untuk menyimpan persediaan baru karena kekacauan di seluruh Hong Kong," kata Ma, seorang ibu rumah tangga di Mong Kok yang kehabisan stok barang sebagaimana dilansir South China Morning Post, Senin (7/10/2019).

        "Saya tidak yakin apakah orang bereaksi berlebihan. Tapi saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam hidup saya. Ini seperti masa perang. Saya bahkan melihat orang menimbun tisu toilet."

        Baca Juga: Kota Hong Kong Berantakan, Konglomerat Sumbang Rp1,78 Triliun untuk Pemulihan

        Foto: South China Morning post.

        Di Wan Chai, salah seorang pembelanja merasa kecewa karena ditolak masuk ke gerai supermarket Wellcome yang tutup sore hari.

        "Saya hanya berencana menjalankan tugas dan seharusnya kembali ke rumah dengan sangat cepat," kata pembelanja yang frustrasi itu. "Tapi saya sudah berjalan di sekitar daerah itu selama setengah jam dan tidak bisa menemukan supermarket yang buka."

        Dia menyalahkan para pengunjuk rasa anti-pemerintah karena mengacaukan Hong Kong.

        "Tidak bisakah mereka memprotes secara damai? Mengapa mereka harus mengacaukan Hong Kong untuk membuat pendapat mereka didengar? Kita hanya orang awam dan kita memiliki kehidupan kita untuk dijalani," terangnya.

        Usai dari stasiun metro kota itu ditutup dan sejumlah pusat perbelanjaan di sekitar kota tetap tutup untuk mengantisipasi lebih banyak kekacauan di beberapa jalan, saat pengunjuk rasa menyerukan lebih banyak protes di Causeway Bay dan Tsim Sha Tsui.

        Beberapa bank China juga menjadi sasaran pada demonstran pada protes Sabtu dan Minggu, dengan banyak ATM dirusak dan cabang-cabangnya dibakar.

        Baca Juga: Gunakan UU Darurat, Polisi Hong Kong Tangkap 13 Pengunjuk Rasa dengan Topeng

        Salah seorang juru bicara untuk Otoritas Moneter Hong Kong mengatakan 10 persen dari 3.300 ATM di seluruh kota tidak dapat berfungsi karena vandalisme akhir pekan, dan bank berusaha mengatur perusahaan logistik untuk mengirim dan mengisi kembali uang kertas ke mesin-mesin yang masih beroperasi. Di Ma On Shan, di New Territory, antrian panjang terbentuk di ATM yang masih berfungsi.

        "Ini sangat merepotkan," kata seorang pelanggan, yang bernama So. "Mal-mal tutup. ATM di cabang dirusak. Itu ulah perusuh. Kurasa polisi tidak seharusnya membiarkan mereka pergi."

        Tetapi, ada beberapa warga yang memiliki pandangan beragam. Penduduk Ma On Shan lainnya, Grace, mengatakan bahwa pemerintahlah yang harus disalahkan.

        "Jika pemerintah telah memenuhi tuntutan para demonstran lebih awal, situasinya mungkin tidak menjadi begitu buruk sekarang," terangnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: