Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengamat Sebut Gerindra Lebih Cocok Jadi Oposisi, Kenapa?

        Pengamat Sebut Gerindra Lebih Cocok Jadi Oposisi, Kenapa? Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, berpendapat sebaiknya Partai Gerindra tetap menjadi oposisi selama lima tahun ke depan. Pasalnya, selama ini banyak pendukungnya yang ingin agar partai berlogo burung garuda itu berada di luar kekuasaan.

        Ujang menilai menjadi oposisi sama terhormatnya dengan pihak yang menduduki kekuasaan. Sebab oposisi dapat berfungsi sebagai kontrol tatkala pemerintah telah salah jalan.

        "Harusnya Gerindra jadi oposisi saja. Karena pendukungnya banyak yang menginginkan Gerindra berada di luar kekuasaan. Menjadi oposisi sama-sama terhormatnya dengan berkuasa. Bahkan menjadi oposisi lebih terhormat. Karena bisa mengingatkan pemerintah ketika pemerintah salah jalan dan salah arah," kata Ujang dalam keterangannya, Sabtu (12/10/2019).

        Baca Juga: Gerindra Gabung Pemerintah, PAN dan PKS Jadi. . .

        Ujang menambahkan, wacana bergabungnya Gerindra dengan koalisi Jokowi dapat dimaknai sebagai manuver untuk mendapatkan kekuasaan. Sebab, politik bersifat dinamis, cair, dan kompromistis. Dia berujar, koalisi yang dibangun bukan berdasarkan ideologi akan mudah pecah.

        "Idealnya negara membutuhkan oposisi yang kuat dan tangguh dalam mengawasi pemerintah," ujarnya.

        Ujang melanjutkan, apabila semakin banyak parpol yang merapat ke kekuasaan, maka dikhawatirkan kontrol terhadap pemerintah semakin berkurang. Karena itu, dibutuhkan kontrol yang seimbang dalam koridor demokrasi.

        Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo melangsungkan pertemuan di Istana Merdeka. Pertemuan itu salah satunya membahas soal peluang Gerindra berkoalisi dengan Jokowi. Namun pembicaraan soal hal tersebut belum final.

        Prabowo menerangkan, Partai Gerindra akan siap memberikan bantuan kepada pemerintah jika diperlukan. Namun jika tidak masuk kabinet, maka Gerindra akan menjadi partai penyeimbang yang loyal selama lima tahun ke depan.

        "Kami yakin Indonesia bisa tumbuh double digit, kami yakin Indonesia bisa bangkit cepat. Kami ingin membantu dan kami siap membantu kalau diperlukan. Kalau umpamanya kita tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal di luar sebagai apa istilahnya,?check and balance, sebagai penyeimbang, kan kita di Indonesia enggak ada oposisi ya," ucap Prabowo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: