Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Turki Resmi Hentikan Serangan ke Suriah Selama 5 Hari, Alasannya. . .

        Turki Resmi Hentikan Serangan ke Suriah Selama 5 Hari, Alasannya. . . Kredit Foto: (Foto: Reuters)
        Warta Ekonomi, Ankara -

        Turki dikabarkan setuju untuk menghentikan serangannya ke Suriah selama lima hari untuk memberikan waktu bagi pasukan Kurdi mundur dari zona aman yang ingin dibentuk oleh Ankara . Langkah tersebut disambut baik oleh Washington dan dianggap sebagai sebuah kemenangan oleh Turki.

        Gencatan senjata tersebut diberitakan oleh Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence setelah pembicaraan dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan di Ankara. Presiden AS Donald Trump memuji hasil pembicaraan tersebut, mengatakan bahwa keputusan itu akan menyelamatkan jutaan nyawa.

        "Hari ini Amerika Serikat dan Turki telah sepakat untuk gencatan senjata di Suriah," terang Pence dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebagaimana dilansir RT, Jumat (18/10/2019).

        Teks perjanjian menyebutkan, Ankara berjanji bahwa operasi militer, yang dinamakan 'Perdamaian Musim Semi?, akan "dihentikan setelah penyelesaian penarikan" milisi Kurdi. "Zona aman" yang dipermasalahkan "terutama akan diberlakukan oleh Angkatan Bersenjata Turki."

        Baca Juga: Sering Unggah Tulisan di Twitter, Trump Bikin Erdogan Tak Bisa Mengikutinya

        Kurang lebih selama 120 jam jangka waktu perjanjian gencatan senjata, tidak ada sanksi lebih lanjut yang diberlakukan AS terhadap Turki. Ketika gencatan senjata kemudian menjadi permanen, Washington akan membatalkan pembatasan eksekutif terhadap Turki.

        Foto: BBC.

        Apabila diterapkan, kesepakatan tersebut akan mencapai semua tujuan utama yang diumumkan Turki saat meluncurkan serangannya pada 9 Oktober: kontrol atas jalur Suriah sejauh lebih dari 30 km, dengan milisi Kurdi, yang pernah menjadi sekutu AS, wajib keluar dari wilayah tersebut.

        Pejabat Turki menuturkan kepada Reuters bahwa Ankara mendapatkan "persis apa yang kami inginkan" dari perundingan dengan Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menggambarkannya sebagai jeda, semata-mata untuk memungkinkan para pejuang Kurdi untuk mundur.

        Baca Juga: Rusia Mau Bawa Robot ke Bulan, Media Amerika Serikat Malah Remehkan

        Pejuang Kurdi dipaksa untuk menyerahkan senjata berat mereka dan posisi mereka akan dihancurkan, kata Cavusoglu. Dia menolak menyebut perjanjian itu "gencatan senjata", dengan mengatakan gencatan senjata hanya bisa disetujui oleh pihak yang sah, dan bukan oleh milisi Kurdi yang dianggap Turki sebagai kelompok teroris.

        Walau belum jelas apakah Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi akan sepenuhnya mematuhi perjanjian, yang akan membuat pasukan Turki bertanggung jawab atas sejumlah besar wilayah yang pernah dikuasai oleh Kurdi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: