Menandai perjalanan 26 tahun dalam menjalankan program-program kemanusiaan, Dompet Dhuafa meluncurkan 200 Zona Layanan baru yang terebar di 34 provinsi di Indonesia. Perluasan jaringan ini bertujuan untuk mengakomodasi kebaikan masyarakat maupun sebaran manfaat program-program yang dijalankan untuk memberdayakan dan mengangkat kaum dhuafa, memutus rantai kemiskinan, dan membantu sesama manusia yang dalam kesulitan.
Nasyith Majidi selaku Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa mengatakan, langkah tersebut sebagai salah satu wujud kebahagiaan atas nikmat Allah SWT. Selama 26 tahun perjalanan, Dompet Dhuafa berhasil mengoptimalkan kepercayaan dana publik sebesar Rp2,66 triliun dengan alokasi penyaluran 90 persen dan penerima manfaat mencapai 19,3 juta jiwa. Dengan begitu, adanya 200 Zona Layanan dapat terus menebar keberkahan lebih luas Iagi.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Gelar Magang Desa Sebagai Laboraturim Kawan SLI
"Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut, Dompet Dhuafa tidak dapat sendirian. Kolaborasi dengan donatur, pemerintahan, stakeholder, praktisi, dan semua yang bergabung dalam semangat kebaikan menjadi peluas jaringan serta sebaran manfaat," ujar Nasyith.
Di era 4.0 ini, Dompet Dhuafa juga meyakini bahwa banyak orang ingin terlibat dalam kebaikan, terutama untuk membantu orang lain. Saat mengelola permasalahan kemiskinan dan kemanusiaan pun harus melibatkan banyak pihak. Karena sekarang adalah zaman keterhubungan, digitalisasi menjadi penting untuk menguatkan kanal penghimpunan. Seperti lahirnya bawaberkah.org dan MUMU Apps sebagai payment gateway di Dompet Dhuafa.
"Dengan makin luasnya jaringan dan pendekatan digital, makin luas pula Dompet Dhuafa dalam mengintervensi problematika kemiskinan di negeri ini,? imbuh Nasyith.
Perluasan 200 Zona Layanan di 34 provinsi ini diharapkan menjadi percepatan Dompet Dhuafa dalam mengentaskan kemiskinan. Menurut data BPS, kemiskinan di Maret 2019 masih mencatatkan angka 9,41 persen, menurun 0,25 persen poin terhadap September 2018 dan menurun 0,41 persen poin terhadap Maret 2018. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta orang, menurun 0,53 juta orang terhadap September 2018 dan menurun 0,80 juta orang terhadap Maret 2018.
Langkah menghadirkan ruang kolaborasi 200 Zona Layanan atau dikenal dengan sebutan cabang menjadi desain dari pola kolaborasi lembaga dan organisasi legal untuk terlibat serta berperan membantu orang lain, dalam konteks ini adalah dhuafa. Para pihak yang tergabung dalam 200 Zona Layanan tentu memiliki keunggulan spesifik masing-masing. Perluasan jaringan memungkinkan bagi Dompet Dhuafa untuk memiliki variasi dan kekayaan dalam metode pengelolaan baku mengatasi permasalahan kemiskinan. Langkah tersebut turut menumbuhkan pola-pola di masyarakat dalam mengatasi kemiskinanan.
Semangat kolaborasi 200 Zona Layanan, selain dalam intervensi problematika kemiskinan, juga menguatkan lembaga lain untuk bertumbuh membantu sesama. Setelah mengantongi sejumlah prasyarat seperti portofolio fundrising, tata kelola keuangan, penyaluran dalam bentuk program, bersedia menerapkan value-value Dompet Dhuafa, lembaga atau organisasi tersebut dapat bergabung dalam zona layanan.
Baca Juga: Tani Fund Perluas Kerja Sama dengan Dompet Dhuafa
Menurut Nasyith, dalam hal ini, Dompet Dhuafa hanya akan mengontrol aspek produk saja. Sementara, pendekatan strategisnya menjadi wewenang masing-masing lembaga yang bergabung. Namun, untuk lembaga yang belum memiliki sistem, sangat memungkinkan untuk mengadopsi apa yang ada di Dompet Dhuafa. "Sehingga dengan cepat dapat memiliki pola tersistem dalam mengelola penghimpunan dan program pemberdayaan," tambah Nasyith.
Setalah hadirnya 200 Zona Layanan baru, Dompet Dhuafa berharap bahwa mekanisme perluasan dapat berlangsung secara periodik setiap tahun. Dalam konteks ini, Dompet Dhuafa tidak hanya membawa semangat besar value untuk tumbuh besar, tetapi juga semangat membesarkan lembaga lain. Dengan begitu, mandat-mandat yang diemban Dompet Dhuafa dapat turut diselesaikan oleh banyak pihak.
Adanya perluasan 200 Zona Layanan ini diharapkan Dompet Dhuafa membawa dampak signifikan. Bergabungnya banyak lembaga dalam jaringan kerja sama dapat membuat perencanaan desain tema atau isu yang akan diintervensi dapat dimulai lebih awal. Hasilnya juga menjadi lebih signifikan terselesaikan dan resource-nya lebih banyak.
"Jadi, dengan kolaborasi tersebut, kami optimis dapat meningkatkan capaian penghimpunan maupun perluasan program layanan kepada masyarakat di atas 50 persen,? tutup Nasyith.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: