Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dear Anies Baswedan, Jangan Menafikan Warisan Ahok!

        Dear Anies Baswedan, Jangan Menafikan Warisan Ahok! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengomentari pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut e-budgeting buatan dirinya masih menggunakan sistem kuno karena masih memerlurkan pengecekan oleh tenaga manusia.

        Bahkan, Anies pun berencana membuat sistem anggaran baru. PDIP setuju ada sistem baru tapi tidak boleh menafikan sistem e-budgeting yang sudah ada.

        "Kalau memang lebih baik, monggo. Tapi jangan menafikan sistem yang sudah ada. Kalau tujuan untuk perbaiki sistem yang ada, kami hormati. Karena zaman berubah, setiap saat ada perubahan teknologi lebih canggih, kita senang hati," ucapnya kepada wartawan, Kamis (31/10/2019).

        Baca Juga: Anies Salahkan e-Budgeting Ahok, Djarot Bilang: Yang Bodoh Bukan Sistemnya!

        Baca Juga: Disalahkan Anies, Ahok Ngamuk-Ngamuk!

        Lanjutnya, ia pun meminta Anies untuk tidak mengalahkan sistem lama dengan sistem yang baru.

        "Jangan ada persiapan (sistem baru) seperti itu, kemudian seolah menyalahkan sistem yang sudah ada dia membuat sistem baru," ucapya.

        Menurutnya, sistem yang akan dibuat tidak boleh menghilangkan sikap transparansi. Transparansi masih dibutuhkan oleh masyarakat.

        "Saya sampaikan, era berubah, era keterbukaan itu ditunggu-tunggu, didambakan publik," tegasnya.

        Diberitakan sebelumnya, Anies mengatakan, munculnya anggaran-anggaran yang tak masuk akal dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun anggaran 2020 lantaran e-budgeting buatan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih menggunakan sistem kuno.

        Diketahui, ditemukan anggaran yang tak masuk akal dalam KUA-PPAS tahun 2020. Di antaranya adalah pengadaan lem Aibon yang mencapai Rp82 miliar dan pembeliaan bolpoin sebesar Rp123 miliar. Jika ditotal, anggaran lem aibon dan bolpoin tersebut mencapai Rp205 miliar.

        Menurut Anies, sistem e-budgeting itu masih mengandalkan tenaga manusia untuk melakukan pengecekan kepada setiap item anggaran yang dimasukkan.

        "Apakah sistem itu baru kali ini? Tidak. Berarti mengandalkan manusia selama ini. Selama bertahun-tahun mengandalkan manusia. Bedanya mau dipanggungin sama enggak. Betul enggak? Kan ditemukan juga di era-era sebelumnya," katanya, di Balai Kota, Rabu (30/10).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: