Pekan lalu, pelaku pasar dihebohkan dengan tindakan China yang mengklaim bahwa pihaknya dan AS sepakat untuk menghapus tarif tambahan sebagai bagian dari perjanjian dagang fase satu. Namun, racauan tersebut langsung dibantah oleh Presiden AS, Donald Trump.?
"Saya belum menyetujui apa pun. . . (Langkah) China ini sedikit kemunduran, bukan kemunduran total karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya (pembatalan tarif)," tegas Trump.?
Baca Juga: Yusril Mahendra Bongkar Fakta di Balik Kekacauan Penerbangan Sriwijaya Air, Ulah Garuda?
Baca Juga: China Bikin Trump Geram, Perang Dagang Makin Suram!
Bantahan tersebut lantas membuat pelaku pasar bimbang perihal akan dibawa ke arah manakah hubungan dagang AS-China? Alih-alih menunggu, pelaku pasar pun mulai mencari perlindungan dengan merapatkan diri kepada aset?safe haven, dolar AS.
Alhasil, mata uang Paman Sam itu pun tampil perkasa di hadapan hampir semua mata uang, termasuk rupiah. Kala pembukaan pasar spot Senin (11/11/2019), rupiah terdepresiasi -0,11% ke level Rp14.025 per dolar AS. Depresiasi tersebut menebal menjadi jadi -0,19% ke level Rp14.037 per dolar, terhitung hingga pukul 11.20 WIB.?
Baca Juga: Gonjang-Ganjing AS-China Menerpa Bursa Asia, Duh!
Kendati dibuat galau oleh depresiasi terhadap dolar AS, kinerja rupiah terhadap mata uang lainnya tidak terlalu buruk karena masih dapat unggul terhadap dolar Australia (+0,04%) dan euro (+0,01%). Di Asia pun, rupiah menjadi mata uang terbaik kedua setelah Yen (-0,17%).?
Melansir dari RTI, rupiah terapresiasi cukup tinggi di hadapan won (+0,33%), ringgit (+0,29%), dolar Singapura (+0,14%), dolar Hongkong (+0,06%), dan dolar Taiwan (+0,04%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: