Polisi Militer dan Ahli Bom Rusia Duduki Pangkalan Militer AS di Suriah
Pangkalan militer terbesar Amerika Serikat (AS) di Suriah telah dikuasai polisi militer Rusia dan para ahli peledak bom. Fasilitas itu diketahui sudah ditinggal pasukan AS secara tergesa-gesa.
Operasi perebutan Pangkalan Udara Sirrin itu direkam dan videonya dirilis stasiun televisi Zvezda milik Kementerian Pertahanan Rusia.
Pangkalan itu tiba-tiba ditinggalkan pasukan AS setelah Presiden Donald Trump memerintahkan penarikan tentara Amerika dari Suriah timur laut.
Baca Juga: Bantah Tuduhan Rusia Jadi Polisi Timur Tengah, Lavrov: Itu Akal-akalan Barat!
"Kami masuk, mengambil perimeter internal dan eksternal di bawah penjagaan. Atur pos-pos stasioner," kata seorang inspektur senior polisi militer kepada?Zvezda, tanpa disebutkan namanya, Jumat (15/11/2019).
Namun, tak lama setelah membuat keputusan itu, Trump dan Pentagon menyatakan ratusan tentara Amerika masih akan dipertahankan di wilayah Suriah timur laut untuk mengamankan ladang minyak.
"Sekarang tim penjinak bom menyapu setiap bangunan, memeriksa setiap bahan peledak atau 'hadiah tambahan' yang tersisa untuk kita di sini," lanjut inspektur tersebut.
Pasukan Amerika berusaha untuk meninggalkan sesedikit mungkin peralatan militernya dengan lusinanan truk pengangkut kargo.
Mereka tergesa-gesa meninggalkan pangkalan tersebut setelah area sekitar diguncang ledakan selama beberapa hari ketika militer Turki menginvasi pasukan Kurdi di Suriah.
Militer Rusia berencana untuk mengubah pangkalan militer yang ditinggalkan AS menjadi titik distribusi bantuan kemanusiaan dan mendirikan cabang lokal dari pusat rekonsiliasi di sana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: