Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Siswa Tikam Guru Hanya karena Cinta, Pendidikan Karakter Gagal NIh?

        Siswa Tikam Guru Hanya karena Cinta, Pendidikan Karakter Gagal NIh? Kredit Foto: Kompas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PPP, Illiza Saaduddin Djamal menyayangkan aksi pelajar SMA berinisial CB (16) menusuk gurunya Wening Pamudji Asih di Srandakan, Bantul, DI Yogyakarta karena cintanya tak diterima.

        Menurutnya kejadian itu terjadi akibat lemahnya pendidikan di keluarga.

        "Jika kita melihat kasus ini sesungguhnya ini satu fakta sosial di masyarakat yang ketahanan keluarganya lemah. Artinya, keluarga sebagai basis sosial masyarakat terkecil, relasi sosial anak dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya tidak berjalan bersandarkan pada nilai-nilai agama dan nilai-nilai peradaban bangsa," kata Illiza, Jumat (22/11/2019).

        Baca Juga: Bahaya, Pelajar Sekolah Menengah California Umbar Senjata di Sekolah

        Selain itu, lanjut dia, aksi brutal sang pelajar itu buntut dari faktor kegagalan dari pendidikan yang tidak mampu membentuk karakter atau akhlak dari seorang siswa.

        "Fakta ini harus segera kita benahi," sambungnya.

        Menurutnya, jika melihat kasus ini, maka ada tiga yang perlu ditegakkan untuk mencegah kejadian itu terulang di masa akan datang sekaligus memberi pembelajaran buat yang lain.

        "Satu, upaya hukum saat ini sedang dijalankan harus mempertimbang keadaannya si anak yang menurut keluarga mengidap gangguan jiwa, atau depresi dan sedang dalam perawatan," kata Illiza.

        Dia mengkritik siswa pelaku penusukan itu dijerat dengan pasal penganiayaan dalam KUHP.

        "Sangat tidak patut karena kondisi si anak yang mengalami gangguan mental," tuturnya.

        Upaya kedua, menurut dia, sekolah harus mengoptimalkan fungsi bimbingan konseling dan memiliki deteksi dini psikososial anak.

        "Ini adalah upaya mencegah terulangnya kasus yang sama," sebut Illiza.

        Kemudian siswa pelaku penusukan itu, kata dia, harus mendapat rehabilitasi psikososial anak.

        "Sebagai upaya recovery anak yang masih memerlukan perhatian seluruh pihak, sebelum melanjutkan sekolah," pungkasnya.

        Baca Juga: Pelajaran untuk Indonesia, Gara-Gara Utang dari China, Aset Kenya Terancam

        Illiza menekankan pentingnya mewujudkan pendidikan berbasiskan pada nilai-nilai agama, karakter dan peradaban bangsa di semua tingkatakan pendidikan mulai dari SD hingga SMA, untuk mencegah aksi kekerasan seperti itu terulang.

        Sebagaimana diketahui siswa berinisial CB menusuk gurunya Wening Pamudji di Srandakan, Bantul, pada Rabu (20/11/2019). Sang siswa masuk ke kamar gurunya itu lalu menghujamkan senjata tajam ke korban hingga luka dan harus dirawat di rumah sakit.

        Penusukan itu diduga kuat karena CB terlalu mencintai gurunya yang sudah bersuami itu. Sialnya, cinta CB bertepuk sebelah tangan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: