Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Oh No! AS Naik Daun, Rupiah Manyun!

        Oh No! AS Naik Daun, Rupiah Manyun! Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nilai tukar dolar AS tengah menikmati masa-masa 'naik daun' alias mendapat nasib baik karena didukung oleh dua sentimen global, yakni damai dagang AS-China dan pidato bos The Fed, Jerome Powell.

        Melansir dari Reuters, para negosiator AS-China dikabarkan telah menjalin komunikasi melalui sambungan telepon untuk membahas kelanjutan perjanjian dagang tahap I pada Selasa (26/11/2019). Bersamaan dengan munculnya optimisme pasar mengenai damai dagang, Powell menilai bahwa kebijakan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali di sepanjang tahun ini telah berdampak positif terhadap perekonomian AS.

        Baca Juga: Bincang-Bincang Negosiator AS-China, Lanjut ke Babak Perjanjian Dagang Fase II?

        Baca Juga: Trump Mau Nego Kesepakatan Dagang Tahap 2, China: No Way!

        "Dampak dari ekspansi ekonomi sekarang suah dirasakan oleh masyarakat. Masih banyak yang akan dirasakan ke depan... Saya melihat segelas kosong ketimbang setengah penuh. Dengan kebijakan yang tepat, kita bisa mengisinya dan membuat lebih banyak masyarakat menikmati keuntungan," tegas Powell dalam pidatonya, dikutip dari Reuters, Jakarta, Selasa (26/11/2019).?

        Pernyataan Powell tersebut lantas menjadi angin segar bagi dolar AS sehingga kini mata uang Paman Sam itu perkasa di hadapan hampir semua mata uang dunia. Dolar AS perkasa terhadap poundsterling, dolar New Zealand, dolar Australia, dan dolar Kanada.

        Begitu pun juga performa dolar AS yang unggul di hadapan hampir semua mata uang Asia, yakni dolar Hong Kong, yen, rupiah, dolar Singapura, baht, dan rupiah. Hanyalah yuan yang kini mampu membuat dolar AS keok.

        Baca Juga: Nasib Rupiah vs Dolar AS: Kalah Jadi Abu, Menang Jadi Arang!

        Sementara dolar AS sedang 'naik daun', rupiah justru manyun. Minimnya sentimen positif membuat rupiah harus terseok-seok di hadapan mayoritas mata uang. Kala pembukaan pasar pagi tadi, rupiah terkoreksi -0,07% ke level Rp14.080 per dolar AS.

        Adapun hingga pukul 10.28 WIB, rupiah masih terkoreksi sebesar -0,07% ke level Rp14.085 per dolar AS. Rupiah bahkan tak mampu berkutik di hadapan dolar Australia (-0,07%), poundsterling (-0,06%), dan euro (-0,12%).?

        Beruntungnya, nasib rupiah di Asia tidak terlalu buruk. Kini rupiah menjadi mata uang terbaik keempat di Asia setelah yuan (-0,10%), dolar Taiwan (-0,07%), dan dolar Taiwan (-0,06%). Mata uang Garuda itu tampil perkasa di hadapan won (+0,17%), ringgit (+0,12%), baht (+0,06%), dan dolar Singapura (+0,03%).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: