Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        WIKA Teken Kontrak Pembangunan di Afrika, Total Nilainya 250 Juta Euro

        WIKA Teken Kontrak Pembangunan di Afrika, Total Nilainya 250 Juta Euro Kredit Foto: Wika
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor jasa konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA melangsungkan penandatangan dengan L'Agence De Gestion Du Patrimoine Bati De L'Etat (AGPBE) terkait kontrak pengerjaan proyek Tahap 1 Goree Tower yang berlokasi di Senegal, Afrika.

        Penandatanganan kontrak tersebut dilakukan oleh Direktur Operasi AGPBE Yaya Abdoul Kane dan WIKA diwakili oleh Direktur Operasi III yang membawahi Divisi Luar Negeri, Destiawan Soewardjono.

        Pekerjaan Proyek Goree Tower di Senegal ini memiliki nilai kontrak tahap 1 sebesar 50 juta euro, di mana menjadi bagian dari kesepakatan total sebesar 250 juta euro.

        Baca Juga: Wika Beton Raih Untung Rp303 M Hingga September

        Proyek ini merupakan tindak lanjut konkrit business deals antara Pemerintah Senegal dengan WIKA dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank pada acara Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Bali, Agustus 2019 lalu.

        Proyek prestisius Kawasan Mixed-Used Building dengan tipe proyek Full Design & Build ini dikerjakan oleh WIKA selaku kontraktor utama dengan masa pelaksanaan 24 bulan, di mana skup pekerjaan perseroan, meliputi pembangunan hotel bintang 5 dengan 33 lantai, sky dining, gedung perkantoran, convention center, dan residential apartment.

        "Kerja sama yang akan direalisasikan ini merupakan salah satu milestone kiprah BUMN Karya Indonesia di Afrika Barat, di mana WIKA mampu mengerjakan proyek mulai dari social housing di Afrika sampai proyek besar dan prestisius seperti Goree Tower Project ini," jelas Destiawan dalam keterangan yang diperoleh, Selasa (3/12/2019).

        "Bagi kami, pasar luar negeri adalah potensi yang harus diimplementasi. Masuknya WIKA di pasar infrastruktur dan gedung Afrika sesuai dengan strategi bisnis WIKA yang menyasar negara-negara berkembang dengan kebutuhan infrastruktur yang tinggi," terang Destiawan, menambahkan.

        Untuk pelaksanaan proyek, WIKA mendapat fasilitas pembiayaan National Interest Account (NIA) dengan skema Buyer's Credit melalui LPEI. Penyaluran fasilitas ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk memperluas ekspor Indonesia ke negara non-tradisional, termasuk Afrika. Buyer's credit sendiri merupakan fasilitas yang hanya dapat disediakan oleh LPEI.

        Baca Juga: Intip Strategi Bio Farma Bidik Pasar Benua Afrika

        Lebih lanjut, Destiawan menambahkan bahwa tantangan ke depan adalah bagaimana sinergi yang telah terjalin baik dengan LPEI ke depannya dapat memfasilitasi WIKA dan perusahaan Indonesia lainnya untuk memenuhi kapasitas pembiayaan infrastruktur negara-negara Afrika yang trennya semakin naik dari tahun ke tahun, terutama dengan kepercayaan dari beberapa negara di Afrika untuk menjadikan BUMN Indonesia sebagai mitra strategis mereka.

        "Apabila itu dapat terealisasi, maka akan meningkatkan peluang untuk membuka pasar lebih luas lagi bagi WIKA dan perusahaan Indonesia lainnya dalam melakukan ekspansi ke sejumlah negara, khususnya di wilayah Afrika," pungkas Destiawan.

        Turut hadir menyaksikan antara lain Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Bappenas Senegal Cheikh Kante.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bambang Ismoyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: