Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jika Aliansi Tak Akui Ancaman Terorisme, Turki Tegaskan Tolak Rencana NATO

        Jika Aliansi Tak Akui Ancaman Terorisme, Turki Tegaskan Tolak Rencana NATO Kredit Foto: Foto/Reuters
        Warta Ekonomi, Istanbul -

        Turki akan menolak rencana NATO untuk pertahanan negara-negara Baltik jika aliansi tidak mengakui kelompok-kelompok yang dianggap Turki sebagai teroris.

        Presiden Turki Tayyip Erdogan menegaskan sikap itu menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) NATO di London. Hubungan antara Turki dan aliansi NATO memburuk dalam berbagai isu, mulai dari operasi militer Turki di Suriah timur laut hingga pembelian sistem pertahanan udara Rusia oleh Ankara.

        Turki menolak mendukung rencana pertahanan NATO untuk Baltik dan Polandia kecuali Ankara mendapatkan dukungan lebih besar untuk perang melawan Kurdi YPG di Suriah timur laut. Turki menganggap YPG sebagai kelompok teroris.

        Baca Juga: Tidak Cocok, Turki Tak Integrasikan S-400 dalam Sistem NATO

        Menjelang keberangkatan dari Ankara ke London, Erdogan menyatakan dia telah berbicara dengan Presiden Polandia Andrzej Duda melalui telepon pada Senin (2/12) dan sepakat bertemu dengan dia serta para pemimpin negara Baltik di London untuk membahas isu itu.

        "Dengan senang, kami dapat kumpul bersama dan membahas isu-isu itu dengan baik. Tapi jika teman-teman kami di NATO tidak mengakui sebagai organisasi teroris mereka yang kami anggap organisasi teroris, kami akan menentang setiap langkah apapun yang akan diambil di sana," ujar Erdogan.

        Sumber keamanan Turki menyatakan, Ankara tidak akan memeras NATO dengan penolakan terhadap rencana keamanan Baltik. Turki juga memiliki hak veto penuh di NATO. Turki, Prancis, Jerman dan Inggris diperkirakan menggelar pertemuan terpisah di sela KTT NATO. Erdogan menyatakan mereka akan membahas rencana Turki membentuk zaona aman di Suriah timur laut yang hingga sekarang mendapat kritik dari aliansi Eropa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: