Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun ini diprediksi stagnan. Pada Desember ini ada momen Natal dan Tahun Baru 2020.
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi Makro Bank Indonesia (BI), Endy Dwi Tjahjono, memprediksi konsumsi rumah tangga di kuartal IV 2019 hanya 5,02 persen. Angka ini melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,08 persen.
Baca Juga: BI Nilai Pelaku Usaha Masih Wait and See
"Kuartal IV diprediksi 5,02 persen. Konsumsi rumah tangga ini memang berat. Ke depan apakah masih bisa bertahan di atas 5 persen? Kita lihat NTP (Nilai Tukar Petani) di November saja sudah melambat, upah buruh tani juga melemah," kata Endy saat pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, NTT, yang berlangsung 8-11 Desember 2019.
Sementara secara keseluruhan tahun ini, bank sentral memproyeksi laju konsumsi rumah tangga hanya akan tumbuh 5,05 persen. Angka ini sama dengan tahun lalu. Meski demikian, Endy melihat konsumsi rumah tangga masih akan kuat di kisaran 5 persen hingga beberapa tahun ke depan. Hal ini karena masyarakat golongan berpendapatan menengah (middle income) terus menunjukkan peningkatan.
"Itu yang akan menopang konsumsi kita dalam jangka panjang. Middle income terus bertambah porosnya, itu menopang konsumsi. Mudah-mudahan tetap di kisaran 5 persen," katanya.
Meskipun pendapatan masyarakat meningkat, banyak masyarakat lebih memilih memasukkan uangnya ke tabungan dan deposito dibandingkan untuk konsumsi. Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia (BI) per Oktober 2019, tendensi masyarakat untuk menabung justru lebih tinggi dibandingkan dengan September 2019.
Porsi tabungan terhadap pendapatan per Oktober 2019 juga meningkat dari 19,4 persen pada bulan sebelumnya menjadi 19,8 persen. Adapun porsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi menurun dari 68 persen pada September 2019 menjadi 68,8 persen per Oktober 2019.
Hal tersebut berbanding terbalik dibandingkan dengan tren 2018. Pendapatan yang digunakan untuk konsumsi meningkat dari 67,1 persen pada September 2018 menjadi 67,7 persen pada Oktober 2018. Porsi pendapatan yang ditabung pun menurun dari 20,1 persen pada September 2018 menjadi 19,6 persen pada Oktober 2018.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum