Penangguhan tarif tambahan atas produk China bukan isapan jempol belaka. Presiden Donald Trump dan para penasihat dagang AS telah sepakat untuk tidak mengeksekusi tarif baru yang awalnya direncanakan pada Minggu (15/12/2019) kemarin. Namun, bukan AS namanya jika melakukan hal itu tanpa mendapat imbalan apa-apa dari China.
Baca Juga: Panutan Nih! Trump Tangguhkan Bea Impor, China Siap Balas Budi!
Melansir dari Reuters, Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, mengatakan bahwa sebagai ganjaran atas penangguhan tarif tersebut, China berkomitmen untuk membeli lebih banyak lagi produk pertanian AS dalam dua tahun mendatang. Penambahan pembelian itu bahkan mencapai dua kali lipat lebih besar, yakni dari yang hanya sebesar US$24 miliar di tahun 2017 menjadi sebesar US$50 miliar pada tahun 2020.
"Ini benar-benar dilakukan. Tentu saja," tegas Robert Lighthizer, dikutip pada Senin (16/12/2019).
Baca Juga: China: AS Paranoid dan Perusak Hubungan Antarnegara
Bukan hanya itu, China dikabarkan juga telah berkomitmen untuk melindungi kekayaan intelektual AS dengan lebih baik, mengekang pemindahan paksa teknologi AS ke perusahaan-perusahaan China, membuka pasar jasa keuangan China ke perusahaan-perusahaan AS, serta menghentikan praktik manipulasi mata uang.
"Pada akhirnya, apakah seluruh perjanjian ini berhasil akan ditentukan oleh siapa yang membuat keputusan di China, bukan di AS. Jika garis keras membuat keputusan, kita akan mendapatkan satu hasil. Jika reformis membuat keputusan yang kita harapkan, kita akan mendapat hasil lain," sambung Robert.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: