Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ancaman Iran Belum Hilang, Inggris Lakukan Hal Ini

        Ancaman Iran Belum Hilang, Inggris Lakukan Hal Ini Kredit Foto: Reuters/Toby Melville
        Warta Ekonomi, London -

        Kepala Staf Angkatan Laut Inggris, Tony Radakin mengatakan, ancaman Iran terhadap kapal kargo asal Inggris di Teluk belum hilang. Sebelumnya, Iran telah menahan kapal tanker minyak berbendera Inggris, Stena Impero di Selat Hormuz. Kapal itu ditahan sejak bulan Juli lalu dan telah dibebaskan.

        Berbicara kepada BBC, Radakin mengatakan Inggris ingin mengurangi ketegangan dengan Iran. Namun, saat ini pihaknya memutuskan untuk mempertahankan kehadiran militer yang meningkat di Teluk.

        Baca Juga: Hubungan Memanas, Kapal Induk AS Muncul di Selat Hormuz

        Sekadar informasi, sejak terjadi krisis antara dua negara pada Juli lalu, Angkatan Laut Inggris telah mengirim kapal perusak HMS Defender dan fregat HMS Montrose.

        "Kita harus bereaksi ketika suatu bangsa sama agresifnya dengan Iran," kata Laksamana Radakin saat kunjungannya ke kawasan itu.

        "Itu adalah tindakan keterlaluan yang terjadi di laut lepas dan itulah mengapa kami merespons seperti yang kami miliki," imbuhnya seperti dilansir dari Sputnik, Selasa (17/12/2019).

        Radakin juga bersikeras bahwa Inggris akan terus berpartisipasi dalam "Operation Sentinel" pimpinan Amerika Serikat (AS) di Teluk, meskipun tidak mendukung kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump tentang Iran. Ia juga membuang opsi untuk bergabung dengan operasi Eropa yang diprakarsai Prancis di kawasan itu, sambil mengatakan bahwa meskipun ia menyambut inisiatif itu, ada alasan praktis bagi London untuk tetap menjadi bagian dari koalisi maritim yang dipimpin Washington.

        Ketegangan antara London dan Teheran meningkat secara dramatis pada musim panas ini setelah kapal kargo Inggris, Stena Impero, ditahan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran di Selat Hormuz pada 19 Juli 2019. Kapal itu dituduh menabrak sebuah kapal nelayan kecil Iran, mengabaikan instruksi otoritas lalu lintas maritim setempat, dan mematikan transpondernya. Semua tuduhan itu ditolak oleh otoritas Inggris, yang balik menuduh Iran terlibat dalam "pembajakan".

        Tujuh dari 23 anggota awak kapal dibebaskan pada bulan September dan meninggalkan Iran, sementara para pelaut yang tersisa tetap di atas kapal agar kapal dapat meninggalkan pelabuhan. Stena Impero tiba di Dubai pada akhir September setelah dua bulan ditahan Iran.

        Penahanan kapal tanker itu didahului dengan intersepsi dan penyitaan kapal tanker minyak Iran Grace 1, juga dikenal sebagai Adrian Darya 1, yang ditahan oleh marinir Inggris di Gibraltar pada 4 Juli. Pihak berwenang Inggris mengatakan bahwa mereka diberitahu oleh AS, bahwa kapal Iran membawa muatannya ke Suriah, sehingga melanggar sanksi Uni Eropa yang dikenakan pada Damaskus. Teheran menganggap tindakan itu sebagai "pembajakan" pada waktu itu dan menuntut pembebasan kapal segera.

        Kapal itu kemudian dibebaskan beberapa minggu kemudian oleh pihak berwenang Gibraltar meskipun mendapat tekanan dari AS untuk melanjutkan penyitaan, disusul oleh penerbitan surat perintah AS untuk menahan kapal.

        Peristiwa saling sandera kapal tanker itu membawa hubungan diplomatik Inggris-Iran ke level terendah selama beberapa dekade.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: