Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diboikot China Gegara Dukung Muslim Uighur, Gaji Mesut Ozil Bikin Keringat Ngucur!

        Diboikot China Gegara Dukung Muslim Uighur, Gaji Mesut Ozil Bikin Keringat Ngucur! Kredit Foto: (Foto: John Sibley/Reuters)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ungkapan Mesut Ozil di Instagram dan Twitter tentang pembelaannya terhadap musim di Uighur berdampak panjang. Bahkan, Arsenal juga ikut terseret dalam ungkapan jagoannya tersebut.

        Setelah cuitannya viral di China, stasiun televisi CCTV mencabut tayangan laga Liga Primer antara Arsenal dan Manchester City dari daftar acaranya. Langkah serupa ditempuh layanan streaming PPTV.

        Dalam tulisan editorialnya, The Global Time, yang merupakan media partai berkuasa China, menuding pemain berusia 31 tahun itu sebagai "orang yang bingung, sembrono memakai pengaruhnya, gampang terhasut, dan bersedia menghasut orang lain".

        Baca Juga: Gara-gara Ozil, China Batalkan Penayangan Laga Arsenal Vs Manchester City, Kenapa Ya?

        Lebih lanjut, harian tersebut menulis bahwa citra Ozil telah rusak di kalangan pendukung China dan akan "berdampak serius terhadap Arsenal".

        "Komentar Ozil tidak hanya melukai fans-nya dari China, tapi juga melukai perasaan rakyat China."

        Di balik cuitan Ozil tersebut, ia merupakan salah satu pemain kebanggaan Arsenal. Oleh karena itu, tak heran jikan Mesut Ozil mendapat gaji yang jumlahnya membuat "keringat mengucur".

        Pemain berusia 31 tahun digaji 18 juta poundsterling atau sekira Rp333 miliar per tahun. Wajar sorotan kepadanya cukup besar, mengingat dengan gajinya itu, Ozil seharusnya banyak bermain dan memberi kontribusi setara dengan banderol tersebut.

        Baca Juga: Mesut Ozil Didukung Menlu AS Bela Muslim Uighur

        Ozil merupakan warga Jerman keturunan Turki. Ia beragama muslim sehingga turut mengomentari soal perlakuan China terhadap minoritas Muslim di kawasan Xinjiang sekaligus mengritik negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lantaran bungkam soal dugaan penyiksaan Muslim Uighur.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Bagikan Artikel: