Kedubes Diserang, AS Kirim Ratusan Tentara Tambahan ke Timur Tengah
Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mengirim ratusan personel tentara tambahan ke Timur Tengah, Selasa (31/12). Langkah ini diambil pasca serangan yang dilakukan demonstran pro-Iran ke kompleks kedutaan besar AS di Irak. Para demonstran membakar kedubes dan meneriakkan "Matilah Amerika!".
Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa sekitar 750 tentara dari unit tanggap cepat Divisi Lintas Udara ke-82 siap untuk dikerahkan dalam beberapa hari ke depan ke wilayah itu.
"Penempatan ini adalah tindakan yang tepat dan tindakan pencegahan yang diambil sebagai tanggapan terhadap peningkatan tingkat ancaman terhadap personel dan fasilitas AS, seperti yang kita saksikan di Baghdad hari ini," katanya.
Baca Juga: Lakukan Protes, Kedubes AS di Irak Diserbu Demonstran
AS telah menerbangkan tim tanggap cepat Marinir ke Baghdad untuk memperkuat kedutaannya, usai terjadinya serangan. Serangan ini membuat asap dan api membumbung dari pintu masuk kedutaan dan semakin meningkatkan ketegangan antara Teheran dan Washington.
Tepat sebelum pengumuman Esper, seorang pejabat AS mengatakan kepada AFP bahwa Washington telah mengerahkan ratusan tentara Amerika ke Kuwait sebagai tanggapan atas kerusuhan itu, dan mereka kemungkinan akan dikirim ke Irak.
"Setidaknya 500 anggota Divisi Lintas Udara ke-82 Angkatan Darat AS telah meninggalkan Fort Bragg di AS, dan hingga 4.000 orang akhirnya dapat dikerahkan," kata pejabat itu.
Pengumuman Esper adalah langkah terbaru Washington untuk meningkatkan pertahanannya di kawasan itu, sejak Presiden AS Donald Trump pada Mei 2018 menarik diri dari kesepakatan nuklir multinasional dengan Iran dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang melumpuhkan Iran.
Trump menyalahkan Teheran atas serangan kedutaan dan memperingatkan bahwa mereka akan menghadapi hukuman jika orang Amerika terbunuh. "Iran akan bertanggung jawab penuh atas nyawa yang hilang, atau kerusakan yang terjadi, di salah satu fasilitas kami," kata Trump di Twitter.
"Mereka akan membayar HARGA yang sangat BESAR! Ini bukan Peringatan, ini Ancaman," tulis Trump. Ia pun menambahkan, "Selamat Tahun Baru!"
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: