Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awali 2020, Mentan SYL Sapa Penyuluh dan Petani se-Indonesia

        Awali 2020, Mentan SYL Sapa Penyuluh dan Petani se-Indonesia Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mengawali tahun baru 2020 dan hari pertama bekerja, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan inspeksi mendadak guna mengecek beberapa ruangan kerja lingkup Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan).

        Bahkan mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu berkesempatan menyapa melalui teleconference dengan beberapa penyuluh di seluruh Indonesia yang ada di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

        Teleconference tersebut dilakukan di Agriculture Operational Room (AOR) Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan), Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), dan Agricultura War Room (AWR).?

        Baca Juga: Kejar Target! Mentan SYL Ajak Pelaku Usaha Lipat Gandakan Ekspor Pangan

        "Di awal 2020 ini, kalian (penyuluh) bisa langsung bertemu dengan saya di menit yang sama (melalui teleconference). Era (teknologi) sekarang merubah cara hidup orang yang selama ini sudah menjadi budaya. Berubah dengan tantangan-tantangan baru kehidupan. Salah satunya yang kita lakukan sekarang ini (teleconference)," tutur Mentan Syahrul saat teleconference, Kamis (2/1/2019).

        Syahrul mengatakan, tak hanya teknologi teleconference, internet of things, artificial intellegence (AI) hingga robot construction di masa sekarang hingga masa depan akan mampu mengubah kehidupan manusia, bahkan menimbulkan tantangan-tantangan baru yang harus bisa dihadapi dan diadaptasi oleh masyarakat, tak terkecuali penyuluh pertanian.

        Sebab, ungkap Syahrul, penyuluh pertanian adalah inti dari agent of change pembangunan pertanian. Karena itu, jadilah penyuluh pertanian yang hebat. Penyuluh harus mampu mengelola pertanian yang ada di masyarakat.?

        "Kalau begitu, pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dengan menggunakan teknologi yang lebih baik, memanfaatkan sains dan riset yang lebih kuat sehingga bisa menghadirkan kemampuan-kemampuan kita," tegas Syahrul.

        Karenanya, Syahrul meminta penyuluh pertanian di seluruh Indonesia untuk membantu dirinya membangun pertanian. Kementan mendorong petani bertani secara mandiri, modern dan maju melalui program KUR.

        "Tahun 2020 ini adalah era pertanian, memperbaiki desamu, memperbaiki daerahmu, memperbaiki negara dan bangsa ini hanya bisa baik kalau pertaniannya maju," sebutnya.

        Bahkan pertanian bisa membuat agar seseorang tidak berpikiran radikal, tidak terjadi perpecahan dan demokrasi berjalan dengan baik. "(Semua itu) tercapai kalau kesejahteraannya, perutnya bisa terisi dengan baik," ujarnya.

        Syahrul menilai tanggung jawab penyuluh bukan hanya agar pertanian bisa maju saja. Tetapi juga pertanian harus menggunakan cara-cara baru untuk bisa menghadirkan efektivitas atau kemampuan yang lebih banyak lagi.

        "Pertanian bukan hanya menumbuhkan tanaman tapi menghadirkan hati, pikiran dan gerakan agar hidup bisa lebih baik dan yang pasti jika pertaniannya bisa hadir serta massif (gerakannya)," tuturnya.

        Mentan Syahrul sekali berpesan jika pertanian itu harus mempu menghadirkan orang (berupa penyuluhnya dan sumberdaya manusia lainnya) dan bersahabat dengan alam.

        "Apalagi pasarnya akan terus terbuka lebar karena pastinya orang akan butuh makan seumur hidupnya. Selamat pagi semua, selamat 2020. Kita harus kerja keras dan lebih baik," tuturnya.

        Dalam kesempatan teleconference dengan Mentan, perwakilan dari BPP Belanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat menyampaikan bahwa terdapat 5.300 hektare lahan di wilayahnya dan saat ini sedang melakukan persiapan untuk musim tanam dan juga semai.

        "Kami siap untuk musim tanam sekarang, bibit sudah ada, sebelumnya kita ada masalah air, tapi karena awal tahun sudah turun hujan jadi pengolahan lahan dapat mulai dilaksanakan," ujar penyuluh BPP Belanakan.

        Sementara itu, koordinator penyuluh BPP Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah dalam teleconference dengan Mentan Syahrul menyampaikan bahwa saat ini sedang melakukan panen melon golden kerja sama dengan kebun buah mekarsari dengan luas lahan 10-15 hektare dan produktivitas 40 ton per hektare.

        Baca Juga: Kabar Gembira dari Kementan: 2019 Harga Stabil, Hingga Maret 2020 Stok Aman

        "Modal kami awalnya 160 juta per hektare, harga jual Rp10 ribu per kilo sehingga kami mendapatkan untung yang lumayan bagus," ujarnya.

        Sementara itu, Kepala Camat Wanareja yang membawahi 16 desa dengan penduduk 90 ribu jiwa melaporkan dalam teleconference bahwa dirinya siap mendukung penuh program yang tengah digalakan oleh Mentan Syahrul.

        "Saya sebagai ketua Kostratani Kecamatan Wanareja siap menyukseskan Kostratani program Kementan demi pertanian Indonesia yang lebih maju," ujarnya

        Selain itu, Mentan juga melakukan teleconference dengan ketua Penyuluh BPP Libureng, Bone, Sulawesi Selatan, Andi Rustam. Dalam kesempatan tersebut, Rustam menyampaikan bahwa di wilayahnya saat ini sedang menanam padi dan juga palawija jagung.

        "Kami di sini sudah memiliki alsintan yang mencukupi dan pupuk yang baik sehingga mudah-mudahan hasil yang didapat juga akan baik," ujar Rustam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: