Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Iran Diprediksi Kirim Serangan Balasan, Pentagon: Jika Terjadi, Mereka Akan Menyesal

        Iran Diprediksi Kirim Serangan Balasan, Pentagon: Jika Terjadi, Mereka Akan Menyesal Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
        Warta Ekonomi, Washington -

        Kepala Pentagon Mark Esper menuduh Iran dan proksinya sedang merencanakan serangan baru terhadap pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak. Dia mengatakan Teheran akan menyesal jika melakukan rencana itu.

        "Ada beberapa indikasi di luar sana bahwa mereka mungkin merencanakan serangan tambahan," kata Esper di Pentagon, sehari setelah anggota milisi Iran, Kataib Hizbullah, mundur dari daerah di sekitar Kedutaan Besar AS di Baghdad usai menyarang fasilitas diplomatik tersebut.

        "Jadi, apakah saya pikir mereka dapat melakukan sesuatu?," tanya bos Pentagon. "Ya, dan mereka mungkin akan menyesalinya," lanjut dia, seperti dikutip Washington Post, Jumat (3/1/2020).

        Baca Juga: 'World War 3' Trending di Jagat Media Sosial setelah Serangan Udara AS Bunuh Jenderal Iran

        Para milisi Kata'ib Hizbullah pada 31 Desember atau menjelang Tahun Baru 2020 mengepung kompleks Kedutaan Besar Amerika di Baghdad. Mereka melemparkan bom molotov, menyerbu ke sebuah area penerimaan tamu dan kemudian mendirikan sebuah kamp di luar kompleks kedutaan yang luas. Serangan ini menandai guncangan paling intens dalam ketegangan AS-Iran di Irak sejak akhir Perang Irak pada 2011.

        Amuk massa milisi itu sebagai protes atas serangan udara AS di Irak dan Suriah yang menewaskan 25 anggota Kata'ib Hizbullah. Serangan udara ini diklaim Washington sebagai pembalasan atas kematian seorang kontraktor sipil Amerika dalam serangan 30 roket di pangkalan militer di pinggiran Kirkuk pekan lalu.

        Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran telah meningkat. Administrasi Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 dan sejak itu telah menjatuhkan sanksi baru yang telah menghancurkan ekonomi Iran. Pada bulan Juni, Presiden Donald Trump mengizinkan dan kemudian membatalkan serangan udara di Iran setelah Teheran menembak jatuh pesawat nirawak mata-mata Amerika, RQ-4 Global Hawk.

        Baca Juga: Jenderal Besarnya Dibunuh, Iran Janji Akan Balas Perlakuan AS

        Trump mengancam Iran setelah serangan para milisi di Kedutaan AS di Baghdad, tetapi dia mengaku tidak ingin perang dengan rezim para Mullah tersebut.

        "Permainan telah berubah," kata Esper. "Dan kami siap untuk melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan personel kami, kepentingan kami dan mitra kami di wilayah itu," ujarnya.

        Dia mengatakan tindakan Pentagon bisa termasuk aksi militer untuk mencegah serangan milisi.

        Berbicara bersama Esper, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark A Milley mengatakan kompleks kedutaan, yang berisi kantor dan tempat tinggal seluas lebih dari 100 hektare di zona internasional Baghdad, tetap aman.

        "Ada kekuatan tempur yang cukup di sana, udara dan darat, yang siapa pun yang mencoba untuk menyerbu itu akan mengalami keributan," kata Milley.

        Menanggapi serangan terhadap kedutaan, pemerintah Trump telah mengerahkan 750 tentara dari batalion aksi cepat khusus Divisi Lintas Udara ke-82 ke Kuwait, sebuah pangkalan untuk pasukan yang masuk ke Irak. Sekitar 100 personel Marinir dikirim ke Baghdad untuk melindungi kedutaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: