Bantah Pernyataan, Trump: Serangan Rudal Iran Tak Makan Korban
Presiden Donald Trump menyatakan Iran tampaknya akan mundur setelah serangan rudal-rudalnya di dua pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak tidak memakan korban jiwa baik di pihak AS maupun Irak. Pangkalan Ain al-Assad dan Erbil diserang sejumlah rudal Teheran pada Rabu (8/1/2020) dini hari waktu Irak.
"Iran tampaknya akan mundur, yang merupakan hal yang baik untuk semua pihak yang berkepentingan," katanya, dalam sambutan dari Gedung Putih pada Rabu pagi waktu Washington atau menjelang Kamis (9/1/2020) dini hari WIB.
Baca Juga: Luncurkan Serangan Rudal, Khamenei: Iran Tampar Wajah AS
"Orang-orang Amerika harus sangat berterima kasih dan bahagia," kata Trump. "Tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan semalam oleh rezim Iran," ujarnya, seperti dikutip Fox News. "Tidak ada nyawa Amerika atau Irak yang hilang."
Pidato sambutan Trump itu sekaligus sebagai bantahan atas laporan stasiun televisi pemerintah Iran yang mengklaim ada sekitar 80 orang Amerika yang tewas dalam serangan 15 rudal. Dalam laporan yang mengutip sumber Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran itu, televisi Iran melabeli 80 orang Amerika yang tewas sebagai "teroris".
Serangan Teheran merupakan eskalasi terbaru antara Washington dengan Teheran. Serangan itu merupakan balas dendam Teheran setelah serangan pesawat tak berawak AS, MQ-9 Reaper, dengan rudal Hellfire menewaskan jenderal top Iran Qassem Soleimani di Baghdad, Jumat pekan lalu.
"Semua baik-baik saja!," tulis Trump di Twitter beberapa jam sebelum dia menyampaikan sambutan di Gedung Putih. "Rudal diluncurkan dari Iran di dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak. Penilaian korban dan kerusakan sedang berlangsung sekarang. Sejauh ini baik! Kami memiliki militer yang paling kuat dan lengkap di seluruh dunia!."?
Pidato presiden disampaikan setelah Iran menembakkan sebanyak 15 rudal balistik ke Irak. Sepuluh rudal menghantam Pangkalan Udara Ain al-Asad yang menampung pasukan AS, satu rudal menghantam pangkalan militer AS di Erbil, dan empat rudal gagal menghantam sasaran. Data ini diungkap juru bicara militer AS untuk Komando Pusat, yang bertanggung jawab atas pasukan Amerika di Timur Tengah.
Serangan Iran berlangsung dalam dua gelombang dengan jeda sekitar satu jam. "Dalam beberapa hari terakhir dan sebagai respons terhadap ancaman dan tindakan Iran, Departemen Pertahanan telah mengambil semua langkah yang tepat untuk melindungi personel dan mitra kami," bunyi pernyataan Pentagon.
"Pangkalan-pangkalan ini telah siaga tinggi karena indikasi bahwa rezim Iran berencana untuk menyerang pasukan dan kepentingan kita di wilayah tersebut. Saat kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan membela personel, mitra, dan sekutu AS di kawasan," lanjut Pentagon.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: