Microsoft telah merilis patch keamanan terbaru untuk kerentanan berbahaya yang mempengaruhi ratusan juta komputer yang menjalankan Windows 10.
Kerentanan ini ditemukan dalam komponen kriptografi Windows yang sudah berumur beberapa dekade, yang dikenal sebagai CryptoAPI. Komponen memiliki berbagai fungsi, salah satunya memungkinkan pengembang untuk menandatangani perangkat lunak mereka secara digital, membuktikan bahwa perangkat lunak belum dirusak.
Baca Juga: Pemerintah AS Kembali Izinkan Ekspor ke Musuhnya, Begini Respons Microsoft?
Namun, bug tersebut memungkinkan penyerang untuk menipu perangkat lunak yang sah, berpotensi membuatnya lebih mudah untuk menjalankan perangkat lunak berbahaya-seperti ransomware-di komputer yang rentan.
"Pengguna tidak akan memiliki cara untuk mengetahui file itu berbahaya karena penanda digital tampaknya berasal dari penyedia tepercaya," kata Microsoft dilansir dari TechCrunch, Rabu (15/1/2020).
Microsoft mengatakan tidak menemukan bukti untuk menunjukkan bahwa bug telah dieksploitasi secara aktif oleh penyerang dan mengklasifikasikan bug sebagai "penting".
National Security Agency (NSA) Amerika mengonfirmasi dalam panggilan dengan wartawan bahwa mereka menemukan kerentanan dan menyerahkan rinciannya kepada Microsoft, yang memungkinkan perusahaan untuk membangun dan menyiapkan perbaikan menurut laporan TechCrunch.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: