Kelompok Etnis Protes Kutuk Investasi China Saat Xi Jinping Kunjungi Myanmar
Jalanan ibu kota Myanmar, Naypyitaw, dihiasi spanduk-spanduk menyambut 70 tahun hubungan Myanmar-China saat kedatangan Presiden China Xi Jinping untuk pertama kali pada Jumat (17/1). Namun ribuan warga desa yang tinggal di Myanmar utara, dekat perbatasan China, beri peringatan lain yang tidak seorang pun bisa merayakannya. Itu adalah peringatan 10 tahun sejak mereka terusir dari tanah mereka demi pembangunan bendungan bernilai USD3,6 miliar.
Proyek yang didukung Beijing dan belum selesai itu membayangi hubungan kedua negara tetangga. Bendungan pembangkit listrik tenaga air Myitsone di Kachin merupakan satu dari beberapa proyek infrastruktur bagian dari Inisiatif Belt and Road oleh China. Presiden Xi ingin membahas rencana besarnya untuk "Jalur Sutra Abad 21" saat kunjungan ke Myanmar selama dua hari.
Baca Juga: Buntut Perang Dagang, Ekonomi China Tumbuh Melambat ke Level Terendah dalam 29 Tahun Terakhir!
Konstruksi bendungan itu terhenti pada 2011 setelah kemarahan publik terkait pengusiran dan potensi kerusakan lingkungan, termasuk banjir di wilayah seluas Singapura. Namun, warga desa tetap tidak diizinkan kembali ke rumah mereka. Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi juga mengindikasikan proyek itu dapat terus berjalan.
"Kerugian terbesar adalah lahan pertanian," kata Reverend Tu Hkawng, anggota minoritas etnis Kachin yang sebagian besar memeluk Kristen.
Dia menambahkan, warga telah dipindahkan ke perumahan di bawah standar yang disediakan China dan banyak warga yang dipaksa mencari kerja melintasi perbatasan negara.
"Saya akan katakan struktur sosial kami telah hancur. Kami biasanya saling membantu dan merawat. Hal seperti itu telah hilang," ujar Hkawng, dilansir Reuters.
Dalam surat terbuka dari puluhan kelompok civil society Kachin yang dirilis sehari menjelang kedatangan Xi, mereka mendesak pemimpin China secara permanen menutup proyek itu. Menurut mereka, investasi China di kawasan, termasuk perkebunan pisang skala besar telah berdampak luas pada lingkungan dan sosial, termasuk masalah lahan dan ancaman pada situs sejarah dan alam.
"Investasi China tidak menghormati tradisi dan nilai-nilai lokal serta gagal berkonsultasi dengan warga lokal," papar surat terbuka tersebut.
Xi dijadwalkan bertemu Suu Kyi dan Panglima Militer Min Aung Hlaing di Naypyitaw. Unjuk rasa akan digelar di Kedutaan Besar China di Yangon untuk menentang eksploitasi sumber daya alam di Myanmar, termasuk proyek bendungan Myitsone.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: