Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rogoh Kocek Triliunan Buat Siarkan Liga Inggris, Nasib Apes Malah Hampiri Helmy Yahya

        Rogoh Kocek Triliunan Buat Siarkan Liga Inggris, Nasib Apes Malah Hampiri Helmy Yahya Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Siaran Liga Inggris jadi salah satu faktor dilengserkannya Helmy Yahya dari jabatan Direktur Utama TVRI oleh Dewan Pengawas. Apalagi, pemecatan itu menimbulkan kekacauan yang membuat kantor Dewas disegel oleh karyawan TVRI.

        Dewas berpendapat, program Liga Inggris memakan biaya terlalu besar. Namun, Helmy memiliki pandangan lain.

        Lewat Liga Inggris, citra TVRI bisa meningkat. Banyak orang yang akan menyambangi saluran televisi nasional tersebut, demi menonton aksi bintang-bintang dunia di kompetisi kasta tertinggi Negeri Ratu Elizabeth tersebut.

        Baca Juga: Lengser dari Kursi Dirut TVRI, Begini Cerita Helmy Yahya

        Wajar jika Helmy mengincar Liga Inggris. Sebab, Liga Inggris merupakan kompetisi paling kompetitif di dunia dan menyedot animo penonton paling besar.

        Tingginya tensi persaingan juga dibarengi dengan nilai jual tinggi. Harga hak siar Liga Inggris, diketahui naik sejak awal musim 2019/20.

        USA Today melansir, nilai hak siar Liga Inggris untuk tiga tahun ke depan, totalnya mencapai angka ?9,2 miliar atau setara Rp163 triliun.

        Untuk media internasional, demi mendapatkan Liga Inggris, mereka harus mengeluarkan uang senilai ?4,2 miliar atau senilai Rp6,37 triliun.

        Lewat nilai tersebut, sebanyak 380 pertandingan, per musimnya, bisa didapatkan media internasional untuk periode 2019 hingga 2022, dengan potensi kenaikan harga dimulai dari ?3,1 miliar.

        Angka itu merupakan yang termahal ketimbang kompetisi lain. Patut dicatat pula, hak siar Liga Inggris nilainya naik sebesar 8 persen, di awal musim 2019/20.

        ?Anggaran saya tidak sampai Rp1 triliun, dan itu habis untuk bayar pegawai yang jumlahnya 4.800. Kantor yang ada juga harus dibiayai. Ada 31 kantor, 29 daerah, kantor pusat, ditambah satu studio alam di Depok. Anggaran program, dipegang Direktur Program, itu jumlahnya cuma Rp100 miliar, lebih sedikit. Ya, Anda tahu, setahun. Kan sama dengan dua minggu di TV swasta,? jelas Helmy beberapa waktu lalu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: