Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kritik Yasonna yang Pamer Gelar Profesor, DPR: Keberanian Warga Priok Orde Baru Saja Dilawan

        Kritik Yasonna yang Pamer Gelar Profesor, DPR: Keberanian Warga Priok Orde Baru Saja Dilawan Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Komisi III dari Partai Demokrat meminta Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly untuk menarik kembali ucapannya soal Tanjung Priok sebagai daerah miskin yang melahirkan premanisme dan kriminal, karena telah menimbulkan polemik dan menyulut kemarahan warga Tanjung Priok.

        Menurut dia, Yasonna sebagai pejabat tinggi negara yang seharusnya turut bertanggung jawab memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, budaya, justru sebaliknya memperkeruh kondisi sosial masyarakat dengan pernyataan kontraproduktif.

        Baca Juga: Yasonna Akan Cari Waktu untuk Silaturahmi dengan Warga Tanjung Priok

        Ia pun menyinggung latar belakang Yasonna sebagai profesor kriminologi bukan menjadi dalil pembenar melontarkan sebuah pernyataan yang memiliki risiko menciptakan gesekan di masyarakat.

        "Baju menteri yang melekat di badan Pak Yasonna tidak bisa dilepas dengan mengatakan beliau seorang profesor kriminologi. Bukankah seorang menteri seharusnya mengayomi masyarakat, menciptakan keteduhan, bukan sebaliknya menciptakan kegaduhan," ujar Santoso.

        Yasonna, ujar dia, seharusnya mempertimbangkan sejarah sosial yang hidup di masyarakat Priok sebelum memberi penilaian, apalagi melabeli dengan daerah miskin dan kriminal. Sejarah membuktikan bagaimana masyarakat Priok berani menentang rezim Orde Baru yang kemudian dikenal dengan "Peristiwa Tanjung Priok".

        "Artinya warga Priok tidak pernah takut menentang kezaliman, sekali pun itu harus berhadapan dengan penguasa. Apa susahnya meminta maaf dan mengakui kekhilafan. Pengakuan maaf toh tidak akan menurunkan derajat Pak Yasonna sebagai seorang menteri maupun profesor," kata Santoso.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: