Meninggal Tanpa Demam, Wabah Virus Korona Disebut Kian Misterius dan Menakutkan
Beberapa orang yang meninggal karena virus 2019-nCoV, jenis baru dari coronavirus, di China tidak menunjukkan gejala demam. Artinya, virus yang pertama muncul di Wuhan ini tak hanya misterius tapi juga semakin menakutkan.
Temuan terbaru di China itu berpotensi menyulitkan upaya global untuk memeriksa para pelancong yang terinfeksi dengan skrining suhu tubuh di bandara dan pusat perjalanan lainnya.
Baca Juga: Gara-gara Wabah Korona, China Fix Batalkan Festival Hari Raya Imlek
Komisi Kesehatan Hubei, China, mengatakan pada hari Jumat (24/1/2020) bahwa tujuh orang lagi telah meninggal karena infeksi virus 2019-nCoV. Enam orang meninggal di Wuhan dan kematian lainnya terjadi di Yichang, yang berjarak sekitar 200 mil dari pusat penyebaran virus tersebut.
Dari 24 orang yang meninggal di Hubei ?provinsi tempat kota Wuhan berada? tujuh di antaranya memiliki gejala selain demam, seperti kesulitan bernapas, sesak dada, dan batuk.
"Jika virus ini dapat ditularkan tanpa menyebabkan demam, maka lebih mudah bagi infeksi untuk melakukan perjalanan global karena hanya dapat tetap di bawah radar untuk sementara waktu," kata Ramanan Laxminarayan, direktur Centre for Disease Dynamics, Economics & Policy di Washington, DC, sebagaimana dikutip Bloomberg.
Komisi Kesehatan Hubei mengatakan ada 105 kasus baru, sehingga total di China ada 830 kasus, termasuk 495 kasus di Wuhan. Sebanyak 31 orang telah disembuhkan, meskipun banyak yang dirawat di rumah sakit dan kondisinya kritis. Korban termuda adalah seorang pria berusia 36 tahun yang dirawat di rumah sakit pada 9 Januari setelah menderita demam dan kelelahan. Dia meninggal pada hari Kamis.?
Di tempat lain di China, provinsi Guangdong selatan pada hari Jumat melaporkan ada 53 kasus virus 2019-nCoV yang dikonfirmasi, termasuk setidaknya satu anak berusia 10 tahun. Komisi Kesehatan Nasional China juga mengatakan telah terjadi kematian di provinsi Hebei meskipun komisi itu tidak memberikan rincian gejalanya.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional China, setidaknya sembilan korban di Hubei memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti diabetes, penyakit arteri koroner dan penyakit parkinson.
Kemudian, sepuluh orang berusia 80 atau lebih, empat orang berusia 70-an tahun, tujuh orang berusia 60-an tahun, satu orang berusia 50-an tahun, dan satu orang berusia 48 tahun. Delapan korban di provinsi itu adalah wanita dan sisanya pria.
China telah memberlakukan larangan bepergian di beberapa daerah yang terkena, yang pada dasarnya membuat jutaan orang diisolasi.
Virus ini telah menyebar ke berbagai tempat termasuk Amerika Serikat dan Hong Kong, yang memicu ingatan akan pandemi SARS pada tahun 2003 yang menewaskan hampir 800 orang.?
Liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai pada hari Jumat, memberikan tekanan pada otoritas China yang berusaha menahan virus ketika ratusan juta orang melakukan perjalanan ke kota asal mereka dalam migrasi terbesar manusia di planet ini.
Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Kamis mengatakan wabah belum menjadi darurat kesehatan global, tetapi organisasi ini sedang memantau situasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: