Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Edan!! Virus Corona Kian Mengganas, Ada Lagi Pria China Makan Bayi Tikus

        Edan!! Virus Corona Kian Mengganas, Ada Lagi Pria China Makan Bayi Tikus Kredit Foto: Twitter/TweetRemaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saat virus 2019-nCoV?jenis baru dari virus corona?mengganas di Wuhan, beredar video pria China memakan bayi tikus hidup-hidup.

        Video ini muncul ketika penyakit tersebut telah membunuh 41 orang dan menginfeksi 1.287 orang lainnya di seluruh negeri Tirai Bambu.

        Tayangan menjijikkan itu menunjukkan pria China mencelupkan bayi tikus hidup-hidup ke dalam piring saus dengan sumpit lalu menyantapnya. Dia juga menyesap anggur sebagai pelengkap sajian itu.

        Baca Juga: Nah Lho!! Pakar Curiga Asal Mula Virus Corona dari Laboratorium di Wuhan

        Beberapa media Inggris dan Australia melansir video tersebut, Sabtu (25/1/2020). Belum jelas di mana video itu diambil, tetapi hidangan yang dimiliki pria itu dikenal sebagai "Three Squeaks", hidangan yang tidak biasa di daerah Guangdong, China tenggara.

        Laporan lain menyebut video itu diyakini diambil pada 2018, namun beredar baru-baru ini di tengah-tengah ketakutan masyarakat China dan dunia akan wabah virus 2019-nCoV. Jenis baru dari coronavirus ini juga dikenal sebagai virus Wuhan karena pertama kali muncul di kota berpenduduk 11 juta jiwa tersebut.

        Video pria menyantap bayi tikus hidup-hidup itu menuai kecaman dari para pengguna media sosial. "Sialan. Mengapa saya tidak terkejut bahwa mereka (warga China) menangkap virus karena memakan ini?," tulis seorang pengguna media sosial, yang dikutip Daily Mirror, Sabtu (25/1/2020).

        Pengguna media sosial lainnya berkomentar; "Saya benar-benar ingin muntah. Saya tidak bisa menonton ini."

        Video ini beredar hanya beberapa hari setelah video lain yang menunjukkan seorang wanita muda China terlihat menyantap sup kelelawar. Para pakar China tidak memungkiri bahwa hewan-hewan liar beperan penting dalam penyebaran virus mirip SARS tersebut.

        Komisi Kesehatan Nasional China telah mengonfirmasi 41 kematian dan 1.287 pasien virus 2019-nCoV di 29 provinsi dan kota.

        Dalam langkah terbaru memerangi virus mematikan ini, pemerintah Presiden Xi Jinping telah mengerahkan 450 staf medis militer ke Wuhan. Penyakit ini telah menyebar di Amerika Serikat, Prancis, Australia, Malaysia, Thailand, Taiwan, Korea Selatan dan Jepang.

        Ratusan staf medis militer yang dikerahkan ke Wuhan beberapa di antaranya memiliki pengalaman dalam memerangi SARS atau pun Ebola.

        Mengutip kantor berita Xinhua, para petugas medis, yang telah tiba di Wuhan dengan pesawat militer pada Jumat (24/1/2020) malam, akan dikirim ke rumah sakit dengan sejumlah besar pasien yang terinfeksi. Langkah ini menandai peningkatan dramatis dalam keterlibatan pemerintah pusat untuk mengendalikan penyakit mematikan tersebut.

        Pengerahan ratusan staf medis militer ini dilakukan setelah rumah sakit di Wuhan kekurangan tempat tidur dan banyak pasien tak tertangani.

        Pemerintah bahkan telah memulai pembangunan rumah sakit khusus di Wuhan untuk menangani virus tersebut, dengan rencana untuk menyelesaikannya dalam 10 hari yang mengejutkan.

        Xinhua, dalam laporannya, mengatakan tim militer terdiri dari para ahli kesehatan pernapasan, penyakit menular, pengendalian infeksi rumah sakit dan perawatan intensif.

        Dalam sebuah tanda, pihak berwenang Wuhan merasakan tekanan, di mana Gubernur Hubei Jiang Chaoliang mengatakan dalam pertemuan hari Jumat bahwa Wuhan harus "melakukan segala upaya" untuk meningkatkan tempat dan ruang isolasi.

        "Rumah sakit juga harus memastikan pasien diterima tepat waktu," bunyi pernyataan pemerintah setempat di situs web-nya, seperti dikutip AFP.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: