Erdogan: Tanpa Marah, Turki-Rusia Bisa Selesaikan Konflik di Suriah
Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan Turki dan Rusia dapat menyelesaikan perbedaan dalam konflik di Idlib Suriah tanpa kemarahan. Pernyataan itu muncul setelah meningkatnya kekerasan yang mengancam kerja sama antara Moskow dan Ankara.
Kedua negara mendukung pihak yang saling bertikai di Suriah dan Libya, namun Turki dan Rusia bekerja sama mengatasi beberapa pertumpahan darah dan membentuk kerja sama pertahanan dalam beberapa tahun terakhir. Serangan oleh pemerintah Suriah yang menewaskan delapan personil militer Turki pada Senin (3/2) menjadi tantangan terbesar dalam hubungan Rusia dan Turki sejak kesepakatan 2018 untuk meredam pertempuran di wilayah Idlib, Suriah.
Baca Juga: 5 Tentaranya Tewas Dibombardir, Presiden Turki: Rezim Suriah Tanggung Akibatnya
Erdogan menyatakan pada pasukan Rusia agar menyingkir saat Turki menyerang puluhan target sebagai pembalasan. Moskow dan Ankara kemudian berargumen terkait apakah Turki harus memberi tahu Rusia jika mengirim personil tambahan ke Idlib.
"Tak perlu bagi kita untuk terlibat dalam konflik atau kontradiksi serius dengan Rusia pada tahap ini," ungkap Erdogan saat dalam penerbangan dari Ukraina.
"Kami akan duduk dan membahas segalanya. Tidak dengan marah, tentunya. Karena mereka yang duduk dengan marah, berdiri dengan rugi,"papar Erdogan, dilansir Reuters.
Rusia mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang di Suriah dan Turki mendukung pemberontak yang bertujuan menggulingkan Assad. Pengamat menyatakan hubungan kedua negara itu akan selamat meski tetap ada risiko di Suriah. Turki yang telah menampung 3,6 juta pengungsi khawatir serangan udara Rusia dan tentara Suriah dapat mengirim jutaan pengungsi baru menuju perbatasannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: