Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Tentaranya Tewas Dibombardir, Presiden Turki: Rezim Suriah Tanggung Akibatnya

5 Tentaranya Tewas Dibombardir, Presiden Turki: Rezim Suriah Tanggung Akibatnya Kredit Foto: Foto/Reuters
Warta Ekonomi, Ankara -

Rezim Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad harus menanggung konsekuensi setelah pasukannya membombardir daerah di Provinsi Idlib yang menewaskan lima tentara Turki dan tiga personel lainnya pada Senin lalu. Demikian peringataan yang dilontarkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Tentu saja, akan ada konsekuensi bagi rezim," kata Erdogan kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari Ukraina pada hari Selasa (4/2/2020), merujuk pada pemerintah Assad.

Baca Juga: Serangan di Idlib Suriah, AS Bela Turki

Turki telah merespons kematian lima tentaranya dengan membombardir puluhan target pemerintah Suriah. Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan pasukan Ankara menyerang 54 target di Idlib dan menewaskan 76 tentara pemerintah Suriah.

"Saya percaya operasi ini adalah pelajaran yang berat, tetapi kami tidak akan berhenti di situ, kami akan melanjutkan dengan tekad yang sama," kata Erdogan.

Menurut Erdogan, pos-pos pengamatan Turki akan tetap berdiri di Idlib dan pasukan Ankara memainkan peran penting di provinsi itu, wilayah mencakup daerah-daerah penting yang dikuasai pemberontak Suriah dan telah menjadi sasaran pemboman sengit oleh tentara Suriah dan sekutunya, Rusia, sejak terakhir tahun.

Turki menandatangani perjanjian dengan Rusia pada September 2018 untuk menghentikan kemajuan yang diraih pasukan pemerintah Suriah di Idlib. Namun, pasukan Assad mulai membombardir Idlib lagi April lalu setelah mereka mengatakan Ankara mengizinkan ekstremis untuk mendominasi provinsi dan melanggar perjanjian.

Erdogan menekankan bahwa Turki masih bekerja sama erat dengan Rusia dan tidak ada konflik serius antara kedua negara meskipun terjadi pertempuran pada hari Senin. Dia, seperti dilansir Reuters, mengaku akan menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas masalah ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: