Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tuntut Perbaikan Sistem, Puluhan Mitra Grab Bali Demo

        Tuntut Perbaikan Sistem, Puluhan Mitra Grab Bali Demo Kredit Foto: Cahyo Prayogo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Puluhan pengemudi yang tergabung dalam aplikasi Grab di Denpasar kembali memadati kantor aplikasi ini di ibu kota Bali, mendesak manajemen membuat keputusan saling menguntungkan. Mereka menilai sistem yang diberlakukan sekarang khususnya bagi Grab Ride menindas mereka. Neneng, salah seorang driver Grab menilai penerapan sistem saat ini sangat merugikan mereka sebagai mitra.

        "Kita saling membutuhkan kalau driver tidak aktif saja mereka juga ikut rugi. Maksudnya kami, saling untungkan jangan kayak gini, namanya penindasan," ujarnya kepada media massa, Jumat (7/2/2020).

        Baca Juga: Kini, Tarif Ojol Grab dan Gojek Turut Pengaruhi Inflasi, Kok Bisa?

        Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, puluhan pengemudi Grab mendatangi kantor di Jalan Gatsu Barat Denpasar. Perwakilan dari pengemudi kemudian diajak ke dalam untuk berdiskusi. Neneng mengungkapkan driver Grab resah karena sistem yang berlaku sekarang seakan hanya menyalahkan pengemudi dan bukan pelanggan.

        Dia mencontohkan jika merchant tutup, mitra yang akan dikurangi performanya. Bahkan jika terjadi pembatalan order dari konsumen dan meskipun sudah dijelaskan bahkan dengan bukti lengkap tetap dibebankan terhadap performa driver.

        "Kita nyari poin ampun-ampunan, jadi semua driver merasa terbeban. Susah banget mencapainya," tekannya.

        Menurutnya, hampir semua driver merasakan kesusahan yang sama, tetapi belum semua berani mengungkapkan. Bahkan, sudah ada beberapa yang memutuskan ganti profesi maupun pindah aplikasi. Neneng mengatakan dalam seminggu ke depan, manajemen akan memberikan keputusan terkait sistem saat ini.

        Diharapkan ada perubahan dan saling menguntungkan bagi aplikator dan supir. Pasalnya, kondisi saat ini menyebabkan pendapatan mereka turun hingga 30% akibat berkurangnya insentif.

        "Sekarang logika saja, kita mah untung apa rugi? Apalagi di jalan panas, bukan karena matahari tapi harus redam emosi orang, harus hati-hati. Kita buat kesalahan sedikit, bintang satu saja rugikan kita," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: