Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tokoh Tionghoa: Kalau Pak Jokowi Gak Pecat Ketua BPIP, Bapak yang Rugi

        Tokoh Tionghoa: Kalau Pak Jokowi Gak Pecat Ketua BPIP, Bapak yang Rugi Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tokoh masyarakat Tionghoa, Lieus Sungkharisma menyoroti pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi yang menyebut agama menjadi musuh terbesar Pancasila.

        Ia pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak hanya meninjau ulang penetapan Yudian sebagai Kepala BPIP, tapi juga memecatnya.

        ?Pernyataan Yudian tidak hanya telah membuat gaduh, tapi juga sesat,? katanya kepada wartawan, kemarin.

        Menurutnya, sebagai akibat pernyataan Kepalas BPIP itu, saat ini muncul kesan di masyarakat bahwa Presiden Jokowi sengaja menunjuk Yudian dan memintanya mengeluarkan pernyataan kontroversial seperti itu demi untuk mengalihkan isu.

        ?Terus terang, statement Yudian itu telah merugikan pak Jokowi,? ujarnya.?

        Lieus. Sebagai akibat pernyataan Yudian itu, kata Lieus lagi, ?Muncul kesan pemerintahaan presiden Jokowi menjadi anti agama, khususnya Islam,? katanya.

        Menurut dia, pernyataan Yudian seperti tidak paham darimana Pancasila itu berasal.

        ?Dari rahim pemikiran tokoh-tokoh agamalah Pancasila itu lahir. Sebab itulah bunyi Sila Pertama Pancasila adalah ketuhanan Yang Maha Esa,? tegas Lieus.?

        Diberitakan sebelumnya, Kepala BPIP mengungkapkan belakangan ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

        ?Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan,? papar Yudian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: