Perum Jaminan Kredit Indonesia atau Jamkrindo selama buku tahun 2019 sukses mencetak laba sebelum pajak senilai Rp765,71 miliar.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka tersebut tumbuh 51% dari laba 2018 sebesar Rp508,28 miliar. Pertumbuhan laba mencerminkan kinerja bisnis yang solid dan prospek yang masih bagus.
Perum Jamkrindo juga berhasil menutup 2019 dengan kinerja positif dari sisi volume penjaminan. Volume penjaminan mencapai Rp203,99 triliun, meningkat 17% (yoy) dari realisasi volume penjaminan 2018 sebesar Rp174,74 triliun.?
Baca Juga: Pemegang Saham Berbahagia, BNI Bagi-bagi Rezeki Hingga Rp3,85 T
Volume penjaminan tersebut terdiri dari volume penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp59,01 triliun dan penjaminan non-KUR Rp144,98 triliun.
Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto mengatakan, beberapa sektor yang menggerakkan motor pertumbuhan penjaminan tahun ini adalah sektor produksi, jasa perdagangan, konstruksi, dan usaha non-produktif.
Lebih lanjut, Randi mengatakan, penjaminan di sektor produksi didorong melalui KUR dan kredit komersial lainnya. Selanjutnya, penjaminan di sektor jasa dan perdagangan digerakkan oleh penjaminan kredit ritel komersial, penjaminan kredit supermikro, kredit program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), serta Kredit Ultra Mikro (UMi).
Baca Juga: Volume Penjaminan Jamkrindo Syariah Tembus Rp28,78 T
"Penjaminan di sektor konstruksi didorong oleh suretyship dan kontra bank garansi dan usaha non-produktif tahun ini masih didorong oleh penyaluran FLPP dan pinjaman multiguna," ujar Randi Anto.
Dari sisi pendapatan usaha, pada 2019, Jamkrindo mencatatkan imbal jasa penjaminan (IJP) bersih sebesar Rp2,53 triliun, naik 54% dari tahun sebelumnya Rp1,64 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: