Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Alhamdulillah, Pasien Corona Usia 93 Tahun di Wilayah Ini Berhasil Sembuh!

        Alhamdulillah, Pasien Corona Usia 93 Tahun di Wilayah Ini Berhasil Sembuh! Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Alye Gündüz, pasien corona berusia 93 tahun, berhasil sembuh setelah dirawat selama 10 hari. Wanita itu akhirnya dipulangkan dari rumah sakit Istanbul dengan iringan sorakan dan tepuk tangan dari staf medis.

        Pasien sembuh dari virus corona seperti Alye Gündüz telah memberikan secercah harapan kepada petugas kesehatan di Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Cerrahpa?a Istanbul saat mereka memerangi wabah tersebut. Pasalnya, virus corona sangat berbahaya bagi manula dan pasien dengan penyakit penyerta.

        "Ini menjanjikan karena pasien pada usia ini dan dengan penyakit kronis sebagian besar tidak dapat pulih karena mereka berada pada risiko tertinggi COVID-19," ujar kepala dokter Zekayi Kutlubay kepada AFP yang dilansir dari Daily Sabah pada Minggu (12/4/2020).

        Baca Juga: Dengan 1.000 Mitra Petani & Produsen Pangan, Startup Agritech Ini Tetap Beroperasi di Tengah Corona

        "Bahwa wanita 93 tahun yang berjalan keluar dari ruang perawatan yang sehat dan aman adalah inspirasi bagi kami, juga bagi pasien coronavirus seusianya."

        Gündüz, seorang petani dari kota Batman di tenggara Turki yang juga menderita hipertensi, dibawa ke rumah sakit pada tanggal 31 Maret dengan keluhan demam tinggi dan sakit perut. Dia kemudian divonis positif corona, ajaibnya 10 hari kemudian dia dinyatakan sembuh. "Saya berharap pemulihan yang cepat untuk semua orang," katanya.

        Turki telah mencatat lebih dari 47.000 kasus COVID-19 dan seribu lebih kasus kematian, menjadikannya masuk dalam 10 besar negara paling terdampak corona di dunia.

        Medan Perang

        Menghadapi semakin banyak kasus setiap harinya, petugas kesehatan Turki telah bekerja siang dan malam untuk merawat pasien, dengan dua dokter telah meninggal dunia dan lebih dari 600 petugas kesehatan telah terinfeksi sejauh ini.

        "Semua orang bekerja tanpa lelah seolah-olah mereka sedang berperang," ujar Nuri Ayd?n, rektor Fakultas Kedokteran Cerrahpa?a Universitas Istanbul.

        "Atmosfer di sini bukan tempat kerja, melainkan medan perang."

        Istanbul, kota terbesar di Turki dengan sekitar 15 juta orang, telah muncul sebagai pusat virus corona di negara itu, menampung lebih dari 60% kasus di seluruh negeri.

        Fakultas Kedokteran Cerrahpa?a telah merespons dengan cepat sejak berjangkitnya corona pada pertengahan Maret dengan mengubah ruang operasinya menjadi unit perawatan intensif COVID-19.

        Para dokter saat ini merawat 210 pasien dengan 30 lainnya dalam perawatan intensif. Satu gedung telah dialokasikan untuk merawat hanya pekerja medis.

        Terus Berharap

        Terisolasi dari keluarga mereka sendiri, beberapa petugas kesehatan tinggal di asrama atau hotel untuk menghindari penyebaran penyakit kepada orang yang dicintai.

        "Sulit untuk mengatakannya. Mereka melakukan upaya manusia super," kata Aydin. "Kamu tidak bisa memberi harga pada layanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Mereka melayani umat manusia."

        Furkan Kurt, dokter berusia 28 tahun, telah hidup terpisah dari orang tuanya selama empat minggu dan tinggal di flat sewaan. "Kami mengambil semua tindakan perlindungan tetapi tidak dijamin bahwa kami tidak akan terinfeksi," katanya.

        "Satu-satunya harapan yang kita miliki adalah untuk melihat hari yang lebih baik. Selain berharap, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan."

        Setelah didiagnosis positif COVID-19, beberapa pasien tidak siap tanpa ponsel atau barang-barang pribadi lainnya.

        "Pada hari Sabtu (ketika) saya bertugas, kami menerima seorang pasien di layanan darurat. Dia tidak memiliki apa pun, baik sandal maupun piyama. Kami memenuhi kebutuhan mereka dan menawarkan ponsel kami jika diperlukan," kata kepala perawat Merve Pirecio?lu seraya berharap para pasien akan sembuh dari virus corona.

        "Ketika mereka pertama kali mendengar diagnosa, pasien merasa panik. Kami meyakinkan mereka, ini tidak perlu ditakuti. Dengan diet sehat dan moral yang kuat, serta dengan memperhatikan aturan isolasi, penyakitnya dapat diatasi."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: