Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prihatin dengan Kondisi Warga, Pembuat Sake Jepang Beralih Jadi Produksi Hand Sanitizer

        Prihatin dengan Kondisi Warga, Pembuat Sake Jepang Beralih Jadi Produksi Hand Sanitizer Kredit Foto: Unsplash/rawpixel
        Warta Ekonomi, Tokyo -

        Pembuat sake di seluruh Jepang memproduksi cairan yang mengandung alkohol tingkat tinggi sebagai pengganti sanitizer.

        Kantor berita Kyodo mengutip Al Jazeera, Kamis (16/4/2020) pembuatan dilakukan karena Jepang kekuarangan disinfektan.

        Baca Juga: Jepang Proyeksikan Kematian Capai 400 Ribu Orang Jika Pandemi Corona Tidak...

        Kazuki Haruta, presiden Kikisui Sake Co di prefektur (provinsi) Kochi, kepada Kyodo mengatakan bahwa dia menerima lebih dari 10.000 pesanan, setelah memproduksi desinfektan dengan alkohol 77 persen.

        "Saya terkejut dengan banyak permintaan kami terima dari rumah sakit dan petugas medis," katanya.

        Pabrik bir di prefektur Ibaraki, Toyama dan Okinawa juga telah merilis produk serupa.

        Pada 10 April, Kementerian Kesehatan Jepang menyetujui penggunaan minuman beralkohol sebagai pembersih tangan karena kekurangan produk di Jepang.

        Sumbang jas hujan

        Pemerintah Kota Osaka, Jepang, meminta wargnya untuk meyumbang jas hujan yang tidak digunakan lagi, sebagai alternatif untuk alat pelindung diri para tenaga medis.

        Walikota Osaka, Ichiro Matsui mengatakan para tenaga medis di beberapa lembaga kesehatan di kota-kota besar Jepang, tidak punya pilihan selain memakai jas hujan plastik ketika merawat pasien positif virus corona.

        "Jika dokter terinfeksi, kita tidak akan pernah bisa mengalahkan virus corona," kata Matsui mengutip Japan Today, Rabu (15/4/2020).

        "Kami benar-benar kekurangan (alat pelindung diri), jadi kami ingin (warga) menyumbang sebanyak mungkin (jas hujan) seperti yang mereka miliki," lanjut dia.

        Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura menyerukan hal serupa. Ia mengatakan seseorang yang memakai jas hujan plastik berpotensi terpapar virus corona, karena dia harus melepas jas hujan melalui satu lubang. Hal tersebut sangat berrisiko terinfeksi virus corona.

        Berbeda dengan jas hujan yang memiliki kancing seperti kemeja. Potensi pnenularannya lebih kecil.

        Pemerintah kota Osaka mengatakan akan menerima jas hujan dari jenis dan warna apa pun dengan syarat tidak pernah terpakai lagi.

        "Kami ingin berkerja sama kepada mereka yang memiliki jas hujan yang belum pernah digunakan," kata Matsui.

        "Dan untuk pengusaha yang memiliki stok (jas hujan kemeja), kami ingin membelinya dengan harga normal jika memungkinkan," ujarnya.

        Pemerintah Kota Osaka akan mengumpulkan jas hujan di gedung kantor kota, kantor lingkungan dan kantor cabang dari pemerintah Prefektur Osaka.

        Pada 7, April, Prefektur Osaka termasuk wilayah yan ditetapkan keadaan darurat oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, bersama Tokyo dan lima prefektur lainnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: