Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Erick Curhat soal Covid-19 di RI: Impor, Duit Melulu & Praktik Kotor

        Erick Curhat soal Covid-19 di RI: Impor, Duit Melulu & Praktik Kotor Kredit Foto: AP II
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir curhat di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

        Erick menyayangkan negara sebesar Indonesia harus mengimpor bahan baku obat atau alat kesehatan untuk penanganan virus corona atau Covid-19. Terbaru, Indonesia harus impor bahan baku obat corona dari India.

        Erick pada bulan lalu sudah membuat blueprint bahwa Indonesia harus mempunyai ketahanan energi, pangan, dan kesehatan.

        Baca Juga: 90% Bahan Baku Obat Impor, Erick: Sangat Menyedihkan

        "Ini bagaimana kita jadi supply chain kita. Ini sangat menyedihkan kalau Indonesia ini bahan bakunya dari luar negeri, sama juga alat kesehatan bahannya dari luar negeri," kata Erick saat live Instagram, Jakarta, Kamis (16/4/2020).

        Erick menambahkan, dengan adanya Covid-19, negara-negara di dunia berkomitmen untuk menjaga supply chain dalam penanganan virus corona.

        "Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak, janganlah negara besar ini ada praktik-praktik yang kotor, sehingga tadi, bahan baku mesti impor dan lain-lain impor, jadi sekalian harus bongkar seperti itu," katanya.

        "Kenapa, kalau kita enggak gotong royong dengan diri sendiri, emang negara lain peduli? Kita yang harus peduli dengan negara kita, masak mau duit melulu," ujarnya.

        Menurut Erick, saat penanganan virus corona adalah gotong royong melawan virus corona dan bukan saling menyalahkan.

        Baca Juga: Tanggap Cegah Covid-19, AP I Salurkan Bantuan Senilai Rp1 Miliar

        "Ini harus dilawan. Saya minta tolong, ini bukan era menyalahkan, tapi ini era gotong royong. Kalau hari ini bisa 10%, tahun depan 30%, tahun depan 50%. Kita tidak antiimpor karena ada beberapa yang tidak bisa dilakukan tapi kalau bisa ya kita lakukan," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: