Dianggap Berbahaya, Deretan Negara dan Perusahaan Ini Boikot Aplikasi Konferensi Video 'Zoom'
Aplikasi konferensi video Zoom mengalami lonjakan pengguna karena kebijakan bekerja dari rumah. Bersamaan dengan pertumbuhan itu, risiko keamanan dalam penggunaan Zoom turut meningkat sampai-sampai berbagai pihak memblokirnya.
Adapun, faktor yang mendorong meningkatnya risiko keamanan dalam aplikasi Zoom, antara lain: Zoombombing di mana ada peserta menyelundup dalam konferensi daring, bocornya surel dan foto pengguna, panggilan tak dienkripsi, serta celah keamanan yang memungkinkan peretas mengakses komputer pengguna.
Untuk itu, organisasi dan negara berikut ini melarang penggunaan aplikasi Zoom.
Baca Juga: Ketenaran Zoom Gak Redup-redup, Google Hunuskan Pedang Barunya
Negara dan Lembaga Pemerintah yang Telah Melarang Zoom
Taiwan, Singapura, Jerman, India, Amerika Serikat, dan Australia melarang penggunaan Zoom untuk kebutuhan konferensi video daring.
Di Taiwan, seluruh lembaga pemerintah tak boleh memakai aplikasi itu, sedangkan di AS, NASA dan para senator lah yang tidak boleh mengaksesnya. Begitu pula dengan Kementerian Pertahanan Australia.
Singapura memutuskan memboikot penggunaan Zoom setelah salah satu kelas daring disusupi oleh pria tidak sopan yang menampilkan gambar tidak senonoh.
Sementara, Kementerian Luar Negeri Jerman membatasi penggunaan Zoom untuk komputer pribadi dan dalam situasi darurat saja.
Perusahaan yang Telah Memboikot Zoom
Google melarang para karyawan memakai Zoom menggunakan komputer milik perusahaan. Sebagai gantinya, mereka diminta memakai Duo, aplikasi serupa rakitan raksassa mesin pencarian itu sendiri.
SpaceX dan Smart Communications pun melarang pemakaian Zoom karena alasan keamanan dan privasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna