Astagfirullah...Bukan Covid-19, Ibu 4 Anak Ini Meninggal Usai 2 Hari Cuma Minum Air Galon
Satu keluarga di Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, terpaksa minum air galon isi ulang selama dua hari. Namun kini, Yuli Nuramelia (43 tahun) sudah tak bisa merawat empat orang anaknya dan sang suami karena sudah menghembuskan napas terakhir pada Senin (20/4/2020) sekitar pukul 15.00 WIB.
Keluarga itu harus menahan lapar dengan meminum air galon lantaran sang suami Mohamad Holik (49) yang sehari-hari menjadi pemungut barang rongsok tak bisa mendapatkan penghasilan karena lapak pembeli barang bekasnya tutup.
Begitupun anak sulungnya yang biasa bekerja sebagai buruh tak bisa menambah penghasilan bagi kedua orangtuanya karena tempatnya bekerja tutup semenjak merebaknya Covid-19.
Baca Juga: 10 Karyawan Telkomsel Positif Covid-19, Ada yang Meninggal Dunia
Meninggalnya Yuli yang sempat menahan lapar dengan air galon masih menjadi tanda tanya. Karena sebelum meninggal, dia masih sempat menerima bantuan dari para relawan dan donatur dengan kondisi sehat.
"Pagi segar, sehat. Tidak ada keluhan. Karena ada pikiran kalau kata dokter. Mungkin banyak orang yang ngomongin," kata sang suami, Mohamad Holik, saat ditemui di rumah duka, Selasa (21/4/2020).
Penghasilan suaminya sebagai pemulung batang bekas hanya sebesar Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per harinya. Itu pun harus dibagi untuk masak dan kebutuhan hidup lainnya. Namun, semenjak corona dan bantuan sosial belum didapatkan dari Pemprov Banten maupun Pemkot Serang, keluarga yang rumahnya masih menumpang secara gratis itu harus menahan lapar dengan minum air galon selama dua hari.
Termasuk sang anak yang masih bayi, hanya diberikan air mineral isi ulang. Hingga akhirnya berbagai relawan memberikan bantuan bagi keluarga almarhum Yuli.
Rochman Setiawan, salah satu relawan yang sempat memberikan bantuan dan bertemu langsung dengan almarhum, mengaku kaget mendengar Yuli meninggal, lantaran baru diberi bantuan pada Senin (20/4/2020) sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, sore harinya ia sudah meninggal dunia.
"Kalau ada yang bilang keluarga Bu Yuli enggak kelaparan, itu bohong. Waktu saya kasih bantuan, itu roti, langsung dimakan sama anaknya. Saya kaget pas dapat kabar ibu (Yuli) meninggal dunia," kata pria gang akab disapa Omen itu, sembari terdengar suara menangis saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya.
Baca Juga: Geger Covid-19 Menular Lewat Kentut, WHO Kasih Jawaban
Sedangkan pihak Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, mengaku tak yakin keluarga tersebut menahan lapar selama dua hari dengan meminum air galon isi ulang. Karena pihak kelurahan tak mendapatkan laporan adanya warga yang kelaparan selama wabah Covid-19.
"Dua hari enggak makan. Saya sendiri enggak percaya juga yah. Karena saya dapat informasi beliau masih makan," kata Lurah Lontar Baru, Dedi Sudradjat.
Pihaknya juga tidak bisa memastikan penyebab Yuli meninggal dunia. Karena berdasarkan laporan yang dia terima dari tim medis, almarhum tidak terpapar Covid-19. Begitupun dengan kelaparan, Dedi mengaku kelaparan tidak membuat Yuli meninggal dunia.
"Kalau penyebabnya saya belum tahu pasti, tapi dokter bilang bukan Covid-19. (Menahan lapar) saya kira bukan itu. Pihak Puskesmas bilang meninggal di jalan. Bukan juga (meninggal) karena kelaparan," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: