Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Didesak Turun Takhta, Bos WHO Kasih Peringatan Tegas: Jangan Salah...

        Didesak Turun Takhta, Bos WHO Kasih Peringatan Tegas: Jangan Salah... Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Desakan demi desakan dari Amerika Serikat (AS) untuk mundur tak menyurutkan tekad Tedros Adhanom dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan World Health Organization (WHO). Alih-alih menanggapi desakan tersebut, Tedros fokus memperingatkan global perihal ancaman wabah corona yang menurutnya masih akan terjadi dalam waktu lama. 

        Baca Juga: WHO Bantah Mentah-Mentah Tudingan Trump

        Dilansir dari South China Morning Post, Tedros mengatakan sebagian besar negara masih berada di tahap awal dalam hal mengatasi pandemi. Meski ia tidak memungkiri ada sebagian negara yang mengira bahwa virus corona sudah dalam kontrol mereka. 

        "Sebagian besar negara masih dalam tahap awal pandemi mereka. Dan, beberapa yang terkena dampak awal pandemi sekarang mulai melihat kebangkitan dalam kasus-kasus baru," tegas Tedros dikutip pada Kamis (23/04/2020).

        Baca Juga: Ada Ubi Ada Talas, Ada Budi Ada Balas: Prodia Bakal Hadiahkan Rp105,13 Miliar ke Pemegang Saham

        Tak lupa, Tedros juga tegas mengatakan bahwa badan kesehatan PBB telah menyatakan darurat global kepada negara-negara di dunia untuk mempersiapkan dan merencanakan tanggapan mereka terhadap wabah ini. Itu artinya, peringatan bahwa dunia masih akan menempuh jalan panjang dalam menghadai virus corona sudah bearda di depan mata. 

        "Jangan salah! Kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama," sambungnya. 

        Baca Juga: Klaim Anies, Orang yang Dikubur dengan Protap Corona Semakin...

        Tedros menyebut, wilayah ERopa Barat menunjukkan pergerakan virus baru yang stabil dan cenderung menurun. Sayangnya, tren kenaikan yang mengkhawtirkan justru terlihat di Afrika, Amerika Tengah, dan sejumlah wilayah lainnya di dunia.

        "Meskipun jumlahnya rendah, kami melihat tren kenaikan yang mengkhawatirkan di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Eropa Timur," lanjutnya lagi.

        Sebagaimana diketahui, hingga saat ini kematian global akibat virus corona telah lebih dari 180.000 nyawa dengan jumlah kasus infesksi lebih dari 2,5 juta kasus sejak epidemi ini dilaporkan China le

        pada akhir tahun 2019 lalu. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: