Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meminta agar tes Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) untuk masyarakat diperbanyak. Tujuannya adalah memutus mata rantai virus corona. Selain itu, Jokowi juga meminta daerah meningkatkan sampel tes secara masif dan melakukan pelacakan yang agresif serta diikuti isolasi yang ketat.
Mendukung kebijakan tersebut, Grup Lippo melalui Siloam Hospitals telah melakukan pengetesan sebanyak setidaknya 30.000 spesimen. Sejauh ini, laboratorium milik Siloam setidaknya telah melakukan pengujian atas 5.000 sampel dengan metode PCR dan 25.000 spesimen dengan metode rapid test.
Baca Juga: RS Siloam Pastikan Keamanan dan Kesehatan Petugas Medis Tangani Pasien Covid-19
Caroline Riady, Deputy President Director Siloam Hospitals Group, menyampaikan bahwa laboratorium tes Covid-19 milik Siloams memiliki Standar Operating Procedur (SOP) tinggi dan mampu memproses tes secara cepat dan akurat. Juga, mengedepankan aspek keamanan. Siloam memiliki laboratorium dengan kualitas dan alat yang sesuai standar dengan kebutuhan pemerintah dan sudah melakukan tes PCR sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dalam mempercepat penanganan Covid-19.
Untuk diketahui, hingga saat ini, baru 29 laboratorium yang digunakan untuk mengetes spesimen Covid-19 melalui metode PCR dari total 78 laboratorium yang tengah disiapkan untuk mengetes spesimen melalui metode PCR. Karena itu, langkah kolaborasi mendorong laboratorium swasta berpartisipasi dalam peningkatan tes PCR bekerja sama dengan Kemenkes dan juga dengan BUMN merupakan langkah tepat.
"Keberadaan laboratorium milik Siloams akan turut membantu pemerintah mempercepat pengetesan sehingga akan mengurangi penumpukan spesimen terutama di daerah episentrum Covid-19. Apalagi, pemerintah menargetkan lebih dari 10.000 spesimen bisa dites setiap harinya," ujar Caroline.
Caroline menyampaikan, dengan penambahan pasien positif Covid-19 yang cukup signifikan, pemeriksaan uji spesimen terhadap pasien terduga harus lebih banyak dan lebih cepat dilakukan. Karena itu, langkah presiden mendorong untuk memperbanyak laboratorium pemeriksaan baik dengan PCR dan juga teknik lainnya sudah tepat.
Hingga Senin (27/4/2020) Indonesia telah mendatangkan 479 ribu alat tes reagen untuk memeriksa virus corona. Alat tes tersebut didatangkan dari Korea Selatan dan juga China. Alat tes reagen itu didistribusikan ke sejumlah provinsi, sedangkan untuk alat pelindung diri (APD) bagi tim medis sudah terdistribusi sebanyak 1.305.800 unit ke berbagai daerah.
Caroline menegaskan, Siloam menerapkan protokol penanganan Covid-19 sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Siloam juga menerapkan anjuran WHO dengan terus memberikan edukasi kepada petugas kesehatan tentang coronavirus, bagaimana penularannya, dan bagaimana cara terbaik untuk melindungi diri.
"Sesuai anjuran WHO, Siloam pun menerapkan berbagai aturan sebagai langkah pencegahan agar Covid-19 tidak makin menyebar," jelas Caroline.
Adapun pencegahan di lingkungan rumah sakit dilakukan dengan pembatasan akses masuk. Akses masuk rumah sakit hanya melalui pintu masuk yang ditentukan dan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Juga diterapkan pembatasan jumlah pengunjung, yakni setiap pasien hanya boleh didampingi satu orang.
Selain iimbauan untuk membatasi kunjungan ke pasien, termasuk kunjungan rohani, dilakukan skrining kondisi pasien sebelum pasien memasuki rumah sakit, pengukuran suhu tubuh, dan pengisian formulir pernyataan kesehatan oleh pasien.
Untuk pasien dalam pemantauan, pengawasan, dan suspect dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di tempat terpisah dan dilakukan isolasi. Pasien dengan kriteria pemantauan dan pengawasan ditempatkan di ruangan isolasi sesuai standar WHO serta dilakukan rujukan untuk uji konfirmasi yang sesuai arahan Kemenkes.
"Pasien suspect akan dirujuk ke rumah sakit yang ditetapkan oleh Kemenkes," tutup Caroline.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum