Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RS Siloam Pastikan Keamanan dan Kesehatan Petugas Medis Tangani Pasien Covid-19

RS Siloam Pastikan Keamanan dan Kesehatan Petugas Medis Tangani Pasien Covid-19 Kredit Foto: Siloam
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama masa pandemi virus corona (Covid-19), ditemukan berbagai cerita pilu kepergian perawat dan tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19. Menanggapi hal itu, Grup Lippo yang memiliki lini bisnis kesehatan memastikan bahwa keamanan dan kesehatan pekerja medis yang berada di garis depan penanganan Covid-19 akan dilindungi dengan sebaik-baiknya tanpa kompromi.

Caroline Riady, Deputy President Director Siloam Hospitals Group, mengatakan, Siloam telah menerapkan protokol penanganan pasien dan tenaga medis sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan, Siloam memberikan tunjangan tambahan untuk para petugas kesehatan karena mempertaruhkan keamanan diri di garis terdepan untuk menangani wabah corona.

Baca Juga: RS Siloam & Lippo Malls Siapkan Drive Thru Rapid Test Covid-19, Pesannya Via WhatsApp

Petugas medis juga dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) untuk memastikan kesehatan diri dan pasien. Juga, secara rutin melakukan pemeriksaan swab untuk mendeteksi kesehatan tenaga medis yang kontak langsung dengan pasien terduga Covid-19. Bahkan, Grup Lippo juga mendatangkan alat bantu pernapasan atau ventilator agar penanganan Covid-19 oleh tenaga medis Siloam makin optimal.

"Grup Lippo tidak kompromi dalam memberikan perlindungan terhadap tenaga medis di Siloam yang turut membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. Kami juga memberikan tunjangan tambahan sekaligus memastikan petugas mendapat cukup istirahat,” ujar Caroline melalui siaran media yang diterima Warta Ekonomi, Selasa (28/4/2020).

Caroline mengatakan, berdasar data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), petugas kesehatan menghadapi risiko di dua kondisi. Pertama, akibat kekurangan alat pelindung diri sehingga beberapa terinfeksi di rumah sakit. Kedua, terinfeksi di luar rumah sakit, di rumah, atau komunitas mereka.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebut para tenaga medis terinfeksi karena pengenalan gejala Covid-19 yang lambat dan kurangnya pengalaman dalam menangani patogen pernapasan. Tenaga medis juga terpapar akibat periode bekerja yang panjang dan istirahat yang kurang. Juga kurangnya alat pelindung diri.

Sejalan dengan anjuran WHO, Siloam Grup memberi pelatihan tambahan kepada tenaga medis untuk benar-benar mengenali penyakit pernapasan. Karena berdasar temuan WHO, banyak petugas medis terpapar Covid-19 dari ruang perawatan yang tidak menangani penyakit menular atau ruang perawatan pasien lanjut usia. Siloam juga menerapkan anjuran tersebut dengan terus memberikan edukasi kepada petugas kesehatan tentang coronavirus, bagaimana penularannya, dan bagaimana cara terbaik untuk melindungi diri.

"Siloam juga berkomitmen untuk menyediakan alat pelindung diri yang memadai kepada tenaga medis kami karena alat pelindung diri menjadi kunci agar tenaga medis aman ketika bekerja," ucap Caroline.

Selain itu, Siloam juga memastikan bahwa tenaga medis yang bekerja menangani Covid-19 mendapatkan istirahat yang cukup, juga dilakukan shift secara rutin agar mereka tetap bugar dan tidak stres ketika menangani pasien Covid-19. Pasalnya, menurut temuan WHO, seringkali ketika tenaga kesehatan lelah dan stres kurang waspada ketika menggunakan peralatan pelindung pribadi.

Menurut Caroline, lingkungan perawatan kesehatan adalah lingkungan di mana orang dapat diselamatkan atau dirawat. Karena itu, Siloam berkomitmen untuk melindungi pasien sekaligus melindungi tenaga kesehatan. Siloam juga terus mengevaluasi protokol perlindungan dan pencegahan Covid-19 agar selalu sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Berdasarkan pembelajaran tersebut, Siloam Hospitals Group telah menerapkan beberapa best practice demi keamanan pasien, pengunjung, tenaga medis, dan komunitas sekitar. Siloam memberikan beberapa panduan yang telah diterapkan di setiap rumah sakit, termasuk membagikan langkah-langkah yang perlu menjadi perhatian dan prioritas bersama.

Adapun pencegahan di lingkungan rumah sakit dilakukan dengan pembatasan akses masuk. Akses masuk rumah sakit hanya melalui pintu masuk yang ditentukan dan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Jumlah pengunjung juga dibatasi setiap pasien hanya boleh didampingi satu orang. Termasuk kunjungan rohani, dilakukan screening kondisi pasien sebelum pasien memasuki rumah sakit, pengukuran suhu tubuh, dan pengisian formulir pernyataan kesehatan oleh pasien.

Bagi pasien dalam pemantauan (PDP) dan suspect Covid-19 dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di tempat terpisah. Lalu dilakukan isolasi jika pasien dengan kriteria pemantauan dan pengawasan ditempatkan di ruangan isolasi sesuai standar WHO, serta dilakukan rujukan untuk uji konfirmasi yang sesuai arahan Kemenkes.

"Pasien suspect akan dirujuk ke rumah sakit yang ditetapkan oleh Kemenkes," tutup Caroline.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: