Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ya Allah! Kasus Covid-19 di Jatim Tembus 1.000 Begini Kata Gubernur Khofifah

        Ya Allah! Kasus Covid-19 di Jatim Tembus 1.000 Begini Kata Gubernur Khofifah Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wabah virus corona di Jawa Timur sudah melewati angka 1.000 kasus, tepatnya 1.031 yang terkonfirmasi positif Covid-19.

        Situasi ini semakin mengkhawatirkan jika tidak diikuti kewaspadaan, kedisiplinan dan kepatuhan secara komprehensif, apalagi beberapa klaster baru penularan Covid-19 mulai bermunculan.

        Baca Juga: Yasalam! Terkuak 3 Klaster Penularan Virus Corona di Yogyakarta, Simak di Sini!

        Terakhir adalah klaster baru sebuah perusahaan di Surabaya yang berujung pada penghentian kegiatan produksi setelah dua orang karyawannya positif terjangkit Covid-19 dan meninggal dunia.

        Hingga Jum'at (1/5/2020) jumlah pasien positif Covid-19 di Jawa Timur berjumlah 1.031 kasus. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 3.131 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah sebanyak 19.585 orang.

        Adapun jumlah pasien sembuh mencapai 165 orang atau sebanyak 16 persen. Sementara korban meninggal mencapai 107 orang atau sebanyak 10,38 persen.

        "Dari 38 kabupaten/kota, 37 di antaranya telah berstatus zona merah, termasuk Ngawi yang baru hari Kamis (30/4) menjadi zona merah. Hanya tersisa satu kabupaten yang berstatus zona hijau yakni Sampang," ungkap Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Jum'at malam (1/5/2020).

        "Kota Surabaya menjadi episentrum penularan Covid-19 di  Jatim dengan jumlah pasien positif terbanyak, yaitu 496  dari 1031 kasus positif atau setara dengan  48,1 persen," tambah dia.

        Menurut Khofifah, terus meningkatnya kasus Covid-19 di Jatim akibat transmisi lokal atau antar warga, meskipun tanpa ada riwayat perjalanan ke luar daerah.

        Namun, perlu diketahui juga pengumuman hasil kasus positif hari ini adalah merupakan hasil dari pemeriksaan sampel 3-5 hari yang lalu, artinya kasus positif hari ini lebih tepat untuk menggambarkan 3-5 hari yang lalu.

        Oleh karena itu, penambahan kasus ODP dan PDP dapat dipertimbangkan sebagai indikator pelaksanaan dalam PSBB, hal ini karena datanya bersifat real-time tanpa harus menunggu hasil laboratorium.

        Menurutnya, penambahan kasus PDP di Surabaya pada Jumat kemarin 43 orang, dua hari sebelumnya PDP bertambah 66 orang. Sedangkan penambahan kasus ODP di Surabaya kemarin  53 sekarang tambah 102  orang.  

        Tren yang agak  menggembirakan dapat dilihat pada Sidoarjo dan Gresik. Kemarin  tidak ada penambahan sama sekali kasus PDP dari Sidoarjo dan Gresik, padahal sehari sebelumnya PDP bertambah  sebanyak 21 orang di Sidoarjo dan 4 orang di Gresik.

        Selain itu, ODP di Sidoarjo hari ini bertambah 10 orang padahal sehari yang lalu bertambah 12 orang. Sedangkan ODP di Gresik hari ini bertambah 7 orang, dan sehari sebelumnya bertambah 2.

        Khofifah berharap masyarakat untuk patuh dan disiplin selama 14 hari pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Khofifah meminta masyarakat untuk berkegiatan di rumah dan mengurangi bahkan meniadakan kegiatan di luar rumah  dalam upaya memangkas mata rantai penularan COVID-19.

        "Manfaatkan PSBB ini untuk kebersamaan dengan keluarga. Jangan sampai  karena alasan bosan di rumah  akhirnya malah membawa virus ke rumah dan menularkannya kepada keluarga, saudara, tetangga, dan sebagainya," terangnya.

        "Saya yakin Jatim mampu melewati ini semua. Kuncinya satu, disiplin. Jangan sampai PSBB ini diperpanjang," lanjut Khofifah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: