Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bantah Donald Trump, WHO Sebut COVID-19 Berasal dari Alam! Lho Kok?

        Bantah Donald Trump, WHO Sebut COVID-19 Berasal dari Alam! Lho Kok? Kredit Foto: Foto/Reuters/Feline Lim
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa virus corona baru, COVID-19, berasal dari alam. Penegasan itu mematahkan klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa ada bukti virus itu berasal dari laboratorium di Wuhan, China.

        Para ilmuwan meyakini virus pembunuh itu melonjak dari hewan ke manusia dan muncul di China akhir tahun lalu. Penyakit itu diduga berasal dari pasar di Wuhan yang menjual hewan eksotik untuk daging santapan manusia.

        Baca Juga: Masih Kekeuh Salahkan China atas Penyebaran Corona, Trump Ancam Pasang Tarif Dagang Baru, Waduh!

        Trump mengklaim pada Kamis lalu mengklaim telah melihat bukti bahwa Institut Virologi Wuhan sebenarnya adalah sumber wabah COVID-19. Namun, dia menolak memberikan bukti tersebut.

        Ditanya tentang klaim Trump selama konferensi pers virtual, Ketua Kedaruratan WHO Michael Ryan menekankan bahwa badan kesehatan PBB itu telah berkali-kali mendengarkan banyak ilmuwan yang telah melihat urutan dari virus tersebut.

        "Kami yakin bahwa virus ini berasal dari alam," katanya, mengulangi sikap yang telah diungkapkan WHO sebelumnya.

        WHO mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya ingin diundang untuk ambil bagian dalam penyelidikan China mengenai asal-usul pandemi COVID-19, yang dalam hitungan bulan telah menewaskan lebih dari 230.000 orang di seluruh dunia.

        "Yang penting adalah kita menetapkan host alami untuk virus ini," kata Ryan. "Penting untuk memahami bagaimana penghalang spesies hewan-manusia dilanggar," ujarnya, seperti dikutip AFP, Sabtu (2/5/2020).

        "Dan tujuan dari pemahaman itu adalah agar kita dapat menerapkan tindakan pencegahan dan kesehatan masyarakat yang diperlukan untuk mencegah hal itu terjadi lagi di mana saja," katanya.

        Sementara itu Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, melawan kritik yang dilemparkan ke organisasinya, khususnya oleh Trump, yang telah menangguhkan pendanaan oleh AS setelah menuduh badan PBB itu meremehkan keseriusan wabah dan menjilat pada China.

        Tedros mengatakan WHO telah menyuarakan siaga tertinggi dengan menyatakan bahwa wabah COVID-19 merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada 30 Januari, ketika tidak ada kematian dan hanya 82 kasus yang terdaftar di luar China.

        "Kami tidak membuang waktu," katanya. "Dunia punya cukup waktu untuk campur tangan."

        Komentarnya muncul setelah komite darurat WHO bertemu untuk pertama kalinya sejak membuat deklarasi tiga bulan lalu.

        "Tentu saja, pandemi tetap menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Tedros setelah menerima rekomendasi dari komite, yang terdiri dari 19 ahli independen.

        Sambil mempertahankan tingkat siaga global, para ahli membuat berbagai rekomendasi umum tentang bagaimana WHO dan negara-negara di dunia harus menyesuaikan respons mereka terhadap pandemi.

        Rekomendasi itu itu antara lain kerja sama luas untuk mengidentifikasi sumber virus zoonosis dan rute pengenalan ke populasi manusia.

        Rekomendasi itu juga menyerukan WHO untuk memperbarui pedoman tentang langkah-langkah perjalanan yang tepat terkait dengan wabah, dan agar mempertimbangkan keseimbangan antara manfaat dan konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti kesulitan mengangkut bantuan kemanusiaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: