Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2020, Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,08%. Dengan demikian inflasi untuk tahun kalender 2020 menjadi sebesar 0,84% dan inflasi tahun ke tahun menjadi 2,67%.
BPS juga mencatat kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebagai penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,06%.
"Semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi kecuali transportasi serta informasi, komunikasi dan jasa keuangan," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Baca Juga: Kabar Baik, Inflasi April Lebih Rendah dari Ramalan BI
Ia mengatakan komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi, yaitu emas perhiasan sebesar 0,07%. Kemudian, sumbangan inflasi dari komoditas lain, yaitu bawang merah sebesar 0,08%; gula pasir sebesar 0,02%; beras, daging sapi, pepaya, minyak goreng, rokok kretek filter dan rokok putih masing-masing sebesar 0,01%.
BPS mencatat pada April 2020 terjadi inflasi sebesar 0,08%. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) 2020 sebesar 0,84% dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau year-on-year (yoy) sebesar 2,67%. Komponen inti pada April 2020 mengalami inflasi sebesar 0,17%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender 2020 mengalami inflasi sebesar 0,79%.
Sementara untuk komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen yang harganya bergejolak memberikan sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,11%; -0,02%; dan -0,01%.
Suhariyanto mengatakan dari pemantauan BPS di 90 kota, tercatat 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Baubau (Sulawesi Tenggara) sebesar 0,88%, sementara inflasi terendah di Cirebon, Depok, dan Balikpapan masing-masing sebesar 0,02%.
"Untuk 51 kota yang mengalami deflasi, tertinggi terjadi di Pangkalpinang sebesar -0,92% dan terendah di Bogor dan Semarang sebesar -0,02%," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: