Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Batal, Kemenaker Cuma Tunda Impor TKA China

        Bukan Batal, Kemenaker Cuma Tunda Impor TKA China Kredit Foto: Antara/Jojon
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Suara-suara protes dan penolakan dari berbagai kalangan yang ramai seminggu terakhir membuat Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memutuskan menunda rencana kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Konawe, Sulawesi Tenggara.

        Kepala Biro Humas Kemenaker R Soes Hindharno mengatakan telah ada komunikasi antara Dirjen Binapenta Kemenaker dengan pemda setempat terkait polemik rencana kedatangan TKA asal China.

        Soes mengklaim penundaan ini telah memperhatikan usulan dan aspirasi masyarakat. Tak terkecuali pandangan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi dan Ketua DPRD Provinsi Abdurahman Saleh.

        Baca Juga: Kisruh 500 TKA China, Amarah Masyarakat Siap Meledak Makin Radikal

        "Kami putuskan untuk menunda rencana kedatangan 500 TKA sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran pandemi Corona. Selanjutnya, kami akan terus berkoordinasi dengan Gubernur dan Ketua DPRD Sulawesi Tenggara," ujarnya dalam keterangan di laman resmi Kemenaker, Selasa (5/5/2020).

        Selepas menunda, Kemenakar telah mengambil langkah-langkah strategis lainnya. Soes mengatakan pihaknya telah memerintahkan perusahaan terkait untuk menunda kedatangan 500 TKA itu. Dua perusahaan yang akan mendatangkan TKA adalah PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obisidian Stainless Steel.

        "Pemerintah berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir sehingga situasi ekonomi dapat pulih dan kesempatan kerja semakin terbuka," ujarnya.

        Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memprotes rencana 'impor" tenaga kerja itu. Langkah itu dianggap melukai dan mencederai rasa keadilan buruh Indonesia. Said menduga 500 TKA yang akan datang itu pekerja kasar.

        "Rasanya tidak masuk akal kalau tidak ada orang Indonesia yang mampu atau bersedia menempati posisi tersebut," ujar Presiden KSPI Said Iqbal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: