Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lockdown Dilonggarkan, Ini 5 Negara yang Berpotensi Jumpai Gelombang Kedua

        Lockdown Dilonggarkan, Ini 5 Negara yang Berpotensi Jumpai Gelombang Kedua Kredit Foto: Reuters/China Daily
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejumlah negara mengambil kebijakan dengan melonggarkan karantina wilayah alias lockdown juga pembatasan sosial berskala besar (PSBB), berpotensi adanya gelombang kedua virus corona.

        China salah satunya. Bahkah, Kota Wuhan, yang diyakini sebagai pusat awal virus corona, telalh memulai kehidupan. Namun pemerintah setempat mengonfirmasi ada kasus virus corona.

        Begitu juga dengan Korea Selatan yang melonggarkan PSBB. Seperti dengan China, Korsel melaporkan kasus baru virus corona setelah pelonggaran.

        Berikut 5 negara yang telah melonggarkan aturan lockdown dan PSBB, dan melaporkan adanya peningkatan kasus virus corona.

        China 

        Kota Wuhan di China tengah, yang diyakini sebagai asal mula penyebaran pandemi global Covid-19, pada Minggu (10/5/2020) melaporkan kasus pertama infeksi virus corona baru dalam lebih dari sebulan.

        Kemunculan kasus itu terjadi di saat pihak berwenang China melaporkan kasus lain di salah satu kota di Provinsi Jilin, memunculkan dugaan apa yang bisa menjadi awal dari gelombang baru kasus virus corona.

        Pejabat Jilin menaikkan tingkat risiko kota Shulan dari sedang ke tinggi setelah seorang perempuan dinyatakan positif virus corona pada 7 Mei 2020.

        Sebelas kasus baru virus corona dilaporkan di Shulan dikonfirmasi pada 9 Mei 2020 berhubungan dengan perempuan tersebut. Semua pasien baru merupakan anggota keluarga perempuan itu atau orang-orang yang berhubungan dengannya atau anggota keluarganya.

        Selain kasus di Jilin dan Wuhan, Kota Harbin, yang merupakan Ibu Kota Provinsi Heilongjiang juga melaporkan satu kasus infeksi virus corona, menjadikan total kasus yang dilaporkan menjadi 14.

        Korea Selatan

        Lebih dari 8.500 personil polisi hari Selasa (12/5/2020) diterjunkan di seluruh Korea Selatan untuk mengidentifikasi siapa saja yang pernah mengunjungi klub-klub malam di Itaewon, Seoul, klaster perebakan virus corona terbaru saat ini.

        Klaster di Itaewon ini disebut-sebut sebagai gelombang kedua perebakan virus mematikan itu, setelah klaster pertama yang terjadi di komunitas keagamaan di Daegu, akhir Februari lalu.

        Ironisnya gelombang kedua ini terjadi hanya satu minggu setelah pemerintah Korea Selatan melonggarkan kebijakan karantina wilayah dan tinggal di rumah yang diberlakukan ketat sejak bulan Maret.

        Hingga hari Selasa (12/5/2020) jumlah kasus Covid-19 yang diketahui akibat penularan di klub-klub malam di Itaewon itu sudah bertambah menjadi 101 orang.

        India

        India terkonsentrasi di pasar di kota Chennai, yang terkait dengan setidaknya 1.000 kasus virus.

        Sebanyak 7.000 orang dilacak dan dikarantina untuk menekan penyebaran virus corona.

        Pasar Koyambedu di Chennai tetap buka selama lockdown untuk memasok pangan warga setempat.

        Jerman

        Tingkat penyebaran virus corona di Jerman meningkat beberapa hari setelah negara itu melonggarkan aturan karantina wilayah atau lockdown.

        Berdasarkan pemantauan Robert Koch Institute (RKI), tingkat reproduksi (perkiraan jumlah orang yang tertular pasien positif corona) melampaui 1. Itu artinya jumlah penularan meningkat di Jerman.

        Laporan ini mengemuka setelah Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengumumkan pelonggaran pembatasan nasional secara menyeluruh seusai bertemu dengan para pemimpin 16 negara bagian di Jerman, pada Rabu (6/5/2020).

        Iran

        Iran adalah negara di Teluk yang paling terdampak virus corona, dan menerapkan aturan lockdown. Namun pemerintah Iran mulai melonggarkan aturan pembatasan wilayah.

        Akibat adanya pelongaran, kasus virus corona di Iran meningkat.

        Sebuah kabupaten di Iran barat daya kembali di-lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona.

        Gholamreza Shariati, gubernur provinsi Khuzestan, yang berbatasan dengan Irak yang mengatakan orang-orang tidak mematuhi aturan jarak sosial.

        “Karena ini jumlah pasien corona di provinsi ini naik tiga kali lipat dan rawat inap pasien telah meningkat sebesar 60 persen," kata Shariati.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: