Kocak! Pake Meme Joget Peti Mati, Trump Serang Capres Joe Biden
Kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memanfaatkan meme "tarian peti mati" korban virus corona baru (Covid-19) untuk menyerang calon presiden (capres) Joe Biden. Iklan kampanye itu diunggah di akun Facebook Trump.
Trump merupakan capres incumbent dari Partai Republik. Sedangkan Biden adalah capres dari Partai Demokrat. Keduanya bersaing untuk Pemilihan Presiden AS 2020 pada November mendatang.
Baca Juga: Ingin Tumbangkan Trump dalam Pilpres, Sanders Nyatakan Dukungan pada Biden
Video iklan kampanye yang di-posting hari Selasa menunjukkan video viral dengan logo kampanye Biden yang ditempelkan pada peti mati. Video itu juga memotong komentar kontroversial Biden yang dibuat Jumat lalu di mana ia mengatakan bahwa orang kulit hitam bingung memilih antara dia dan Trump yang "tidak berkulit hitam".
Posting video Trump sejauh ini telah ditonton lebih dari 9 juta kali, dengan 411.000 like, dibagikan 133.000 kali dan mendapat 109.000 komentar di Facebook.
Meme itu merupakan lagu tema pandemi Covid-19 tidak resmi, yang memperlihatkan empat pria berpakaian serba hitam membawa peti mati sembari menari mengikuti irama lagu "Asronomia 2k19" yang jadi meme video "Dancing Pallbearers".
Polisi di berbagai negara telah menggunakan "tarian peti mati" itu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Biden, yang merupakan mantan wakil presiden era Obama telah memicu kontroversi karena komentarnya Jumat lalu di "The Breakfast Club", sebuah program radio yang berpengaruh dan populer di komunitas kulit hitam.
Dia berkomentar; "Jika Anda memiliki masalah mencari tahu apakah Anda untuk saya atau untuk Trump, maka Anda tidak berkulit hitam."
Retorika kampanye telah meningkat antara Trump dan Biden baru-baru ini ketika AS bersiap untuk mengadakan Pemilihan Presiden akhir November nanti.
Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa mengenakan masker di depan umum untuk memerangi penyebaran virus corona adalah tanda kepemimpinan dan menyebut Trump sebagai "orang bodoh" yang memicu kematian karena menyarankan sebaliknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: