Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Erick Thohir Jujur Soal Kondisi BUMN di Tengah Pandemi, 90% Sakit! Cuma 10% yang Bertahan

        Erick Thohir Jujur Soal Kondisi BUMN di Tengah Pandemi, 90% Sakit! Cuma 10% yang Bertahan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Setidaknya hanya 10% BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bisa berdiri tegak di tengah hantaman COVID-19, sedangkan 90% lainnya terdampak wabah itu sampai-sampai kinerja terganggu.

        Menteri BUM Erick Thohir lah yang menyampaikan kondisi terkini BUMN terdampak pandemi virus corona atau COVID-19.

        Untuk itu, Pemerintah akan menyuntikkan modal segar sekira Rp149,3 triliun untuk BUMN terdampak Covid-19. Anggaran ini masuk ke dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rp641,2 triliun.

        Berikut ini rangkuman fakta BUMN terdampak COVID-19, Jakarta, Sabtu (30/5/2020).

        90% BUMN Terdampak Corona

        Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, dampak virus corona kepada kinerja perusahaan BUMN sangat besar. Hal tersebut dibuktikan dengan data yang menyebutkan 90% perusahaan BUMN yang terkena dampak dari virus corona.

        Menurut Erick, hanya beberapa perusahaan BUMN saja yang justru mendapatkan keuntungan dari adanya virus corona. Beberapa perusahaan BUMN tersebut yang bergerak di sektor telekomunikasi, farmasi dan perkebunan yang berhubungan dengan bahan pangan.

        "Sebanyak 90% BUMN terkena COVID-19, hanya 10% yang bertahan," ujarnya, Selasa (26/5/2020).

        Perampingan Klaster BUMNĀ 

        Erick Thohir mengatakan, pihaknya juga akan melakukan perampingan pada perusahaan BUMN dari 27 klaster BUMN menjadi 12 klaster. Hal ini dilakukan agar perusahaan BUMN tetap fokus pada inti bisnisnya.

        "Kita menyiapkan peta jalan ketahanan energi, pangan, kesehatan. Nanti ada 12 klaster, tidak 27 klaster. Misal, BUMN farmasi dan rumah sakit menjadi satu kluster, BUMN semen dengan karya juga akan menjadi kluster supaya sesuai supply chain-nya (rantai pasok)," jelasnya.

        Protokol New Normal BUMN

        Erick juga telah menyiapkan protokol untuk menghadapi situasi new normal akibat virus corona. Meskipun, dala penerapan New Normal ini juga harus dilakukan dengan sistem trial dan error karena tidak mungkin langsung sempurna dan cocok di masyarakat.

        "Struktur yang ada di sistem kita juga akan berubah, ini harus trial dan error. Kan tidak ada yang sempurna. Yang namanya protokol harus diuji coba dulu, mana yang bagus, mana yang kurang. Ini memang nggak mudah dijabarkan tapi harus dilakukan," kata Erick.

        100% BUMN Siap New Normal

        Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, saat ini sudah 100% perusahaan BUMN yang menyampaikan protokol kesehatannya pada tanggal 27 Mei yang lalu.

        "Sebenarnya protokolnya tanggal 25 Mei dan terbukti kemarin tanggal 27 Mei baru 100%. Jadi bayangkan delay dua hari, biasa orang Indonesia," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Kamis 28 Mei 2020.

        Penerapan New Normal Butuh Waktu 5 Bulan

        Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, penerapan new normal membutuhkan perencanaan yang matang. Bahkan, penerapan new normal ini membutuhkan waktu 4 hingga 5 bulan agar bisa berjalan efektif.

        "Kalau penerapan new normal itu butuh empat atau lima bulan karena kan saat ini belum ada vaksinnya," ujarnya di Jakarta, Selasa 26 Mei 2020.

        Kontribusi BUMN

        Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, perusahaan BUMN memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Jika perusahaan BUMN berhenti beroperasi, maka perekonomian nasional juga akan melambat.

        Saya rasa begini, sepertiga dari kekuatan ekonomi kan di BUMN, tentu dengan itu BUMNnya harus terus bekerja, bergerak kalau berhenti ya ekonominya berhenti," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (28/5/2020).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: