Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pakar Laporkan Anomali Melemahnya Magnet Bumi di Atlantik Selatan, Dampak Terburuknya...

        Pakar Laporkan Anomali Melemahnya Magnet Bumi di Atlantik Selatan, Dampak Terburuknya... Kredit Foto: ESA/Hubble, M. Kornmesser
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dengan mengunakan data satelit, para ilmuwan menemukan bahwa "anomali" di Atlantik Selatan mungkin terpecah menjadi dua. Hal itu diketahui karena medan magnet bumi saat ini terus melemah dan jika terus melemah benda-benda yang berada di Langit bisa berjatuhan.

        Medan magnet terus bergerak. Sebagai bagian dari fluktuasi normal, ia akan menjadi kuat dan melemah. Menurut penelitian terbaru dari data Badan Antariksa Eropa (ESA), selama dua abad terakhir, kekuatan medan magnet telah kehilangan sekitar 9 persen kekuatannya.

        Area besar dengan kekuatan medan magnet yang berkurang terbentuk antara Afrika dan Amerika Selatan, yang dikenal sebagai anomali Atlantik Selatan.

        Selama 50 tahun terakhir, medan magnet berkembang dengan kecepatan sekitar 20 kilometer per tahun dan bergerak ke barat.

        Namun, dalam lima tahun terakhir, pusat intensitas minimum kedua juga telah muncul di barat daya Afrika, menunjukkan bahwa Anomali Atlantik Selatan dapat terpecah menjadi dua sel terpisah.

        Jürgen Matzka, dari German Research Centre for Geoscience, mengatakan: “Anomali telah muncul sejak dekade lalu dan dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan pesat. Kami sangat beruntung memiliki satelit Swarm di orbit untuk menyelidiki perkembangan Anomali Atlantik Selatan.”

        Para peneliti berspekulasi bahwa pelemahan tersebut adalah tanda bahwa Bumi sedang menuju pembalikan kutub, yaitu ketika kutub utara dan selatan berpindah tempat dan terakhir kali ini terjadi 780.000 tahun yang lalu, sebagaimana dikutip dari Daily Mail.

        Setelah menganalisis data yang dikumpulkan oleh satelit Swarm, tim menemukan bahwa antara tahun 1970 hingga 2020, kekuatan di wilayah ini telah berkurang dari sekitar 24.000 nanoteslas menjadi 22.000.

        Bagi orang-orang yang berada di permukaan Bumi, anomali tidak menyebabkan bahaya, tetapi hanya berpengaruh pada pesawat ruang angkasa dan satelit.

        "Misteri tentang asal-usul Anomali Atlantik Selatan belum terpecahkan," kata ESA.

        "Namun, satu hal yang pasti pengamatan medan magnet dari (satelit) Swarm memberikan wawasan baru yang menarik tentang proses interior Bumi yang sulit dipahami," tambahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: